Penyakit Tuberkulosis di Kalteng Capai 2.933 Kasus, Begini Penanganannya

penguatan penanganan tbc
SAMBUTAN: Sekretaris Dinkes Kotim Ali menyampaikan sambutan dalam kegiatan penguatan kapasitas petugas dan kader dalam pengawasan obat-obatan tuberkulosis dan investigasi kontak di Aquarius Boutique Hotel Sampit, Kamis (24/11).

”Pencapaian indikator utama program TBC di tahun 2022 sudah menunjukkan peningkatan dibanding masa awal pandemi tahun 2020 dan harus lebih baik lagi di tahun 2023. Maka itu, kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat eliminasi TBC tahun 2030 dan Indonesia bisa terbebas dari TBC di tahun 2050,” kata Ali.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBCC tertinggi di dunia, tepatnya ketiga setelah Cina. Sedikit kemajuan dari tahun 2020, yang sebelumnya berada di urutan kedua setelah India.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan Global TBC Report Tahun 2021, diketahui insiden TBCC sebanyak 824.000 kasus serta mortalitas TBCC 34/100.000 penduduk per tahun. Penanganan pandemi Covid-19 memberikan banyak pelajaran bagi pemerintah untuk menangani penyakit berbasis penularan melalui udara, sehingga setelah pandemi tertangani, TBC merupakan prioritas penyakit menular untuk segera ditangani melalui komitmen eliminasi TBC Indonesia tahun 2030.

Baca Juga :  Butuh Uang untuk Persalinan Istri, Residivis di Palangka Raya Ini Nekat Mencuri Lagi

Melalui Perpres Nomor 67 tahun 2021, penanggulangan TBC bukan hanya urusan sektor kesehatan, melainkan menjadi tanggung jawab lintas kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah.

”Agar cita-cita pemerintah dalam mewujudkan eliminasi TBC 2030 dan Indonesia bebas TBC 2050 dapat tercapai, harus giat melakukan koordinasi dan kerja sama lintas sektor, salah satunya melalui kegiatan penguatan kapasitas petugas dan kader dalam pengawasan minuman obat dan investigasi kontak,” katanya.

Di sisi lain, lanjutnya, capaian indikator utama program TBC di tingkat nasional tahun 2022, seperti indikator penemuan dan pengobatan pada TBC sensitive obat (SO) maupun TBC resisten obat (RO) hingga Oktober 2022 masih di angka 45 persen.

”Sesuai arahan Pak Menteri Kesehatan dalam pidatonya sebagai keynote speaker di INA-TIME 2022 di Bali, agar di tahun 2022 target nasional penemuan kasus TBC setidaknya bisa mencapai angka 75 persen secara nasional dan sudah harus mencapai angka 90 persen di tahun 2023-2024,” katanya.

Maka itu, tambahnya, kegiatan itu diharapkan dapat mewujudkan target eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030. ”Kegiatan ini kami harapkan dapat meningkatkan cakupan investigasi kontak, pengetahuan kader, dan pengelola program dalam melaksanakan investigasi kontak dan pengawasan obat-obatan sesuai standard di puskesmas, serta dapat meningkatkan capaian pemberian terapi pencegahan TBC di Kalteng,” ujarnya. (hgn/ign)



Pos terkait

Komentar ditutup.