Ratusan Honorer Seruyan Tuntut Kejelasan Hak dan Nasib Selama Masa Peralihan PPPK

honorer seruyan demo
TUNTUT KEJELASAN: Sejumlah honorer di Kabupaten Seruyan mendatangi gedung DPRD setempat menuntut kejelasan hak dan nasibnya, Kamis (20/1). M RIFANI DEWANTARA/RADAR SAMPIT

KUALA PEMBUANG, radarsampit.com – Sebanyak 248 tenaga honorer kategori R2 dan R3 yang tergabung dalam Aliansi Honorer R2-R3 Kabupaten Seruyan, memenuhi ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Seruyan, Kamis (30/1).

Ratusan tenaga kontrak itu mempertanyakan kejelasan status dan keberlanjutan gaji selama masa peralihan menuju Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu, serta pengangkatan menjadi PPPK penuh waktu.

Bacaan Lainnya

Ketua Aliansi Honorer R2-R3 Mustakim berharap DPRD dapat menjadi jembatan untuk menyuarakan aspirasi mereka kepada pihak eksekutif.

”Kami ingin kejelasan, dan kami berharap pihak legislatif dapat memperjuangkan segala persoalan yang kami hadapi kepada eksekutif,” kata Mustakim, kepada awak media.

Dalam RDP ini, aliansi Honorer R2-R3 mengajukan beberapa tuntutan kepada DPRD Seruyan, yakni menjamin keberlanjutan gaji tenaga honorer selama masa transisi menjadi PPPK paruh waktu, menolak pengangkatan tenaga honorer baru atau sebutan lain hingga seluruh honorer yang sudah masuk dalam data base Badan Kepegawaian Negara (BKN) diangkat menjadi PPPK penuh waktu.

Baca Juga :  Wow! Anggaran Perubahan Kabupaten Kotim Mendekati Rp2,5 Triliun, Cek Rinciannya di Sini

Selanjutnya, menolak rekrutmen CPNS dan PPPK formasi umum sebelum semua honorer yang ada di data base BKN (R2 dan R3) diangkat menjadi PPPK penuh waktu. Mendorong pengangkatan PPPK paruh waktu menjadi PPPK penuh waktu secara bertahap hingga tahun 2026, dengan mempertimbangkan masa kerja dan kontribusi tenaga honorer di berbagai sektor.

Kemudian, meminta jaminan keamanan bagi anggota aliansi agar terbebas dari segala bentuk intimidasi atau ancaman di tempat kerja, karena telah menyampaikan aspirasi mereka dalam RDP ini.

Mustakim juga mengungkapkan, beberapa tenaga honorer mendapatkan tekanan agar tidak menghadiri RDP. Oleh karena itu, ia meminta DPRD menjamin kebebasan bersuara para anggota aliansi.

”Kami memohon kepada DPRD menjamin keamanan anggota kami dari segala bentuk intimidasi, karena banyak yang mendapat larangan untuk menghadiri acara ini,” ujarnya.

Mereka berharap ada solusi konkret yang berpihak pada mereka demi kejelasan masa depan dan kesejahteraan honorer.



Pos terkait