Respon Asimetris Permintaan Data Ambiguitas Struktur Tarif Cukai Rokok

AKBP Rebekka Artauli L. Tobing, S.Sos., M.Si.

Respon Asimetris Permintaan Data Ambiguitas Struktur Tarif Cukai Roko

Asimetri Permintaan  

Simplikasi cukai rokok dianalisis pada Pasar Ologopoli dan Elastisitas (Elastisitas Permintaan dan Inelastisitas) yang mempengaruhi produsen rokok dan permintaan konsumen pada rokok menunjukkan Pasar oligopoli pada industri rokok memiliki sedikit perusahaan yang memproduksi barang sejenis dan umumnya menghindari agresivitas persaingan harga. Pada industri industri rokok putih persaingan yang terjadi sangat sedikit disebabkan oleh adanya kepemilikan modal yang kuat, efisiensi produksi, serta kemampuan manajemen yang unggul pada industri rokok ini. Berbeda dengan industri rokok kretek, persaingannya lebih tinggi dibandingkan industri rokok putih. Selain itu, rokok kretek lokal yang pada umumnya bersifat home industry sehingga mumculnya pesaing baru. Hal ini menunjukkan pada pasar oligopoli persaingan muncul secara alamiah. Industri rokok yang lebih unggul secara alamiah dapat menghambat pesaing potensial industri rokok lainnya secara alamiah, seperti unggul dalam kepemilikan modal, efisien dalam berproduksi, serta kemampuan manajemen bisnis yang unggul.

Selanjutnya, Elastisitas (Elastisitas Permintaan dan Inelastisitas) yang mempengaruhi permintaan konsumen pada rokok. Dari sudut pandang Elastisitas permintaan (price elasticity of demand) pada harga rokok meningkat yang beredar di pasaran akan berpengaruh pada permintaan rokok yang dikonsumsi masyarakat. Artinya peningkatan harga akibat strukturisasi cukai rokok berakibat pada penurunan permintaan produk rokok sehingga adanya pengaruh signifikansi. Sedangkan dari sudut pandang Inelastisitas permintaan, terjadinya perubahan harga rokok akibat struktur harga cukai menyebabkan perubahan kecil yang tidak proporsional dalam kuantitas yang diminta. Hal ini terjadi jika harga rokok tersebut meningkat tidak serta merta mempengaruhi daya beli konsumen pada produk rokok tersebut, karena selera konsumen pada produk rokok tersebut. Namun kebutuhan konsumen akan rokok disesuaikan antara jumlah permintaan dengan daya beli konsumen rokok.



Baca Juga :  Menjaga Keindahan Kulit Selama Bulan Suci Ramadan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *