Ritual Adat Kematian Yang Ingin Dilestarikan

Dari Dekat Festival Babukung Lamandau 

babukung 1
FESTIVAL BABUKUNG: Festival Babukung di Kabupaten Lamandau yang menampilkan berbagai jenis Luha, Senin (28/11) (Ria Mekar/Radar Sampit)

Dulunya Babukung merupakan tarian ritual adat yang hanya dapat dihadirkan ketika ada warga setempat yang menganut agama Hindu Kaharingan meninggal. Namun sejak tujuh tahun lalu momentum sakral tersebut ingin dilestarikan dan diperkenalkan ke seluruh dunia melalui Festival Babukung.

RIA MEKAR, Nanga Bulik 

Festival Babukung di Kabupaten Lamandau tahun 2022 ini kembali bisa disaksikan secara langsung mulai Senin (28/11) hingga Rabu (30/11) mendatang.

Acara ini diikuti oleh peserta dari seluruh kecamatan di Kabupaten Lamandau. Ribuan orang memadati halaman Pasar Induk Nanga Bulik untuk menyaksikan festival kebanggaan masyarakat Lamandau yang telah masuk dalam Kalender Event Nasional tersebut.

Bagi yang belum tahu, Babukung adalah jenis tarian menggunakan topeng dengan berbagai jenis karakter yang disebut dengan Topeng Luha. Sedangkan para penarinya disebut Bukung. Luha dalam ritual Babukung memiliki berbagai macam warna serta corak motif yang beragam.

Tarian Bukung biasanya menggambarkan kekuatan dan keindahan dari alam. Sehingga bentuk Luha dibuat menyerupai bentuk hewan yang kuat dan mengagumkan seperti Bukung Nanga, Bukung Bajang, Bukung Hantu dan Bukung Tingang.

Baca Juga :  Banyak Serang Balita, Demam Berdarah Dengue jadi Momok di Kotawaringin Barat

Ada juga jenis tarian Bukung yang unik, menarik, dan indah seperti tergambar pada Bukung Bambo, Bukung Pompadi, Bukung Bayan, dan banyak jenis Bukung lainnya. Sehingga setiap jenis Bukung memiliki musik khusus yang disebut Tipa. Nada musik Tipa disesuaikan dengan jenis Bukung dan Luha yang digunakan.

babukung 2

Bagi masyarakat Dayak Tomun, tari Babukung bukan hanya sebatas pertunjukan seni. Tapi merupakan tradisi nenek moyang di bumi Kalimantan yang memiliki nilai historis dan merupakan peristiwa adat yang sakral. Babukung sejatinya hanya dilakukan ketika ada salah satu keluarga atau kerabat yang meninggal.

“Agar tidak terjadi musibah, sebelum pelaksanaan Festival Babukung, kita lakukan sejumlah ritual adat seperti meumpan Bukung (memberi makan Bukung) dan meminta izin agar pelaksanaan kegiatan ini bisa berjalan lancar,” tutur Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau, Meigo.



Pos terkait