Siagano Bertugas sampai Akhir Hayat, Kisah Pilu Penyesalan sang Istri

jenazah siagano
KEHILANGAN: Keluarga almarhum Siagano merasakan kehilangan yang sangat dalam dengan kepergian mendadak Camat Telawang tersebut Minggu (29/1) lalu. Jenazahnya disemayamkan di kediamannya Jalan Nanas, Sampit, Senin (30/1). (HENY/RADAR SAMPIT)

”Saya mendapatkan kabar dari Polsek Pembuang Hilir, bapak pingsan di jalan. Posisi saya masih di bus perjalanan, mau pulang ke Sampit. Sampai rumah di Sampit, sudah ramai orang berdatangan ke rumah,” ujarnya.

Pikiran dan hatinya berkecamuk. Tubuhnya yang lelah tak ia hiraukan. Dia singgah membersihkan diri sejenak, lalu bergegas menuju RSUD dr Murjani Sampit malam itu juga.

Bacaan Lainnya

”Belum jelas hasil keterangan sakitnya. Dokter hanya menduga itu serangan stroke, karena posisi tangannya kaku seperti mencakar. Saat saya ikut memandikan jenazah bapak di rumah sakit, sekujur badan bagian belakangnya memar,” ujarnya.

Siagano pernah mengalami serangan stroke sebelumnya pada 2021 lalu. Nyawanya sempat tertolong karena cepat ditangani dan dilarikan ke salah satu rumah sakit di Palangka Raya.

Baca Juga :  Berburu Pernak-pernik Imlek Jelang Tahun Naga Kayu

”Tahun 2021 pernah juga terkena serangan stroke. Saat mau ke kamar mandi, kakinya tiba-tiba kaku tidak bisa bergerak dan langsung dilarikan ke rumah sakit,” ujarnya.

Selain itu, almarhum Siagano memiliki riwayat penyakit asam urat akut yang dideritanya cukup lama. Beberapa kali tubuhnya sering merasakan sakit, namun sakit itu ia lawan karena semangatnya untuk hidup jauh lebih besar dari rasa sakitnya.

”Tidak ada riwayat sakit jantung, sakit asam urat yang ada. Sakitnya sudah lama. Kadang-kadang ngeluh badannya terasa sakit dan rutin periksa kesehatan. Bapak ini semangatnya bekerja masih sangat tinggi, kalau sakit tidak mau diratapi, dihadapi sambil diobati dan terus berdoa,” ucapnya.

Sementara itu, Kades Sumber Makmur Trimo mengungkapkan, almarhum sempat berpamitan padanya usai menghadiri pengukuhan lima perangkat desa di wilayahnya pada Sabtu (28/1).

”Besok Minggu mau balik ke Sampit. Senin enggak balik lagi,” ucap Trimo menirukan dialog terakhir yang diucapkan Siagano kepadanya.

Ucapannya itu sedikit mengganjal dalam pikirannya dan ia ceritakan kepada istri almarhum. ”Saya sudah merasa ada firasat tidak enak, kenapa Senin tidak balik? Bapak tidak biasanya berbicara seperti itu,” ucap Trimo saat menjenguk ke rumah duka.



Pos terkait