SAMPIT – Tingginya curah hujan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) membuat genangan banjir di sejumlah desa semakin meluas dan terus bertambah tinggi.
Camat Parenggean Siyono mengatakan, bencana banjir menggenangi enam desa, diantaranya Desa Bajarau, Manjalin, Barunang Miri, Kabuau, Tehang, dan distrik Kecamatan Parenggean.
“Sudah tiga hari ini banjir. Hari ini cuaca masih hujan, ketinggian air sudah mencapai sepinggang orang dewasa. Apabila hujan tidak surut sampai malam hari, ketinggian air diprediksi akan terus meningkat,” kata Siyono kepada Radar Sampit, Sabtu (4/9).
Siyono mengatakan, saat ini Sungai Tualan meluap dan telah merendam puluhan rumah warga. Pada Jumat air belum sampai naik rumah. Namun mulai Sabtu pagi banjir sudah masuk rumah di Desa Bajarau dan Manajalin.
Sedikitnya di Dusun Padas, Desa Bajarau ada 30 rumah wilayah RT 6 yang terendam banjir. Banjir juga sudah mendekat Pasar Parenggean. Jalan poros masih bisa dilewati, tetapi tinggal 5 cm lagi diperkirakan banjir merendam jalan utama Parenggean.
Selain itu, kondisi lebih parah terjadi di Desa Manjalin. Sumur warga bahkan terendam dan warga sempat mengalami kesulitan memperoleh air bersih. Sabtu pagi sudah ada 35 KK di Desa Manjalin terendam banjir. Beberapa warga mengungsi ke rumah tetangga dan kerabat.
”Masyarakat sempat mengalami krisis air bersih, karena sumur terendam banjir. Ada perusahaan yang membantu mengirim air bersih menggunakan mobil tangki,” ucapnya.
Menurutnya, kondisi banjir kali ini lebih parah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Mengantisipasi bencana banjir yang diprediksi akan terus meningkat, dirinya telah menginstruksikan kepada kades setempat untuk bersiaga dan memasang spanduk imbauan kepada masyarakat.
Siyono sudah minta kades yang terdampak banjir untuk bersiaga, pasang spanduk larangan bermain atau berenang di tengah banjir. Tahun lalu di Desa Bajarau, anak – anak berenang dan meninggal hanyut terbawa air.
Siyono tidak menyangka Parenggean ikut banjir. Padahal, warga sempat membantu beras 3 ton untuk warga di Bukit Santuai. ”Ternyata kami juga ikut terdampak banjir. Maka, saya putuskan buka posko peduli banjir. Sampai Sabtu sore sudah terkumpul dana Rp 3 juta,” katanya.