“Hampir dua tahun lebih Kotim diterpa badai pandemi Covid-19. Jadi, ada beberapa program kami yang amburadul tidak terlaksana sesuai rencana. Namun, sebelum pandemi ada sejumlah program yang kami capai yakni dengan melakukan pengembangan pada sektor UMKM,” katanya.
Di tahun 2021, Kadin Kotim mendampingi Pemkab Kotim dalam pelaksanaan kegiatan studi tiru tentang penertiban ekspor dan ke depannya Kadin Kotim akan terus mendatangkan investor.
“Kadin Kotim menjadi satu-satunya yang aktif bergerak selama ini. Saya bertekad Kadin Kotim dapat menjadi role model. Mana saja target yang belum tercapai, akan kita wujudkan bersama-sama,” ujarnya.
Sebelumnya, pada tahun 2020 Kadin Kotim juga telah mendukung pelaksanaan program vaksinasi Covid-19. Untuk dosis 1 sebanyak 15.800 dosis dan dosis 2 sebanyak 17.800 dosis dan dosis anak-anak untuk dosis 1 6000 dan dosis 2 sebanyak 7000 dosis.
Menjejaki periode kedua, Susilo akan mewujudkan tujuh program yang akan berjalan dan sedang berjalan. Diantaranya, pembangunan industri pengolahan limbah medis di Kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jalan Jenderal Sudirman KM 14, pembangunan pabrik minyak kelapa di Bagendang yang saat ini sudah dilakukan proses analisa tanah, pembangunan pabrik coconut, dan pabrik pakan ternak.
Selain itu, program besar yang tak kalah pentingnya yang sudah dalam tahap perencanaan yakni mendatangkan investor untuk pembangunan rumah sakit internasional. Dimana kompetitornya ada dua, yakni Kotim dan Provinsi Kalimantan Timur.
“Saya sudah melakukan meeting zoom dengan investor, alhamdulillah 75 persen pemegang saham berkehendak di Kotim,” ujarnya.
“Program yang sudah ada ini, saya harap dapat dilanjutkan dan diwujudkan dalam lima tahun ke depan. Saya maju kembali untuk mewujudkan program yang ada. Bersama-sama bekerjasama membangun Kotim hebat,” tambahnya.
Susilo pun masih terus berupaya mengembangkan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kotim. “Pelaku usaha UMKM di Kotim mendapatkan tempat di Gudang Garam. Pelaku UMKM boleh ikut dalam setiap event diberbagai daerah tanpa dikenakan biaya. Hanya saja yang berat itu memberangkatkan pelaku UMKM ke setiap event yang dituju,” ujarnya.