Terlalu Serakah sampai Membabat Hutan

Pemimpin Redaksi Radar Sampit Gunawan
Pemimpin Redaksi Radar Sampit Gunawan

Data lainnya menyebutkan, pelepasan status kawasan hutan produksi konversi (HPK) yang sudah dilakukan melalui program Pemanfaatan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di Kotim tercatat seluas 34.000 ha.

Puluhan ribu hektare lahan itu diputihkan menjadi areal penggunaan lain (APL). Alasannya, agar pembangunan infrastruktur tak terhambat status kawasan. Namun, tak ada data jelas dan rinci di mana saja cakupan kawasan puluhan ribu hektare yang diputihkan itu.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Kalau mau curiga, bisa saja ada kepentingan lain yang diselipkan. Wilayah yang diputihkan, tak semuanya berkaitan dengan pembangunan infrastruktur. Pasalnya, kawasan hutan dengan status APL lebih mudah menggarapnya. Tanpa harus bersusah payah mengurus beragam perizinan yang rumit dan perlu waktu panjang. Hal demikianlah yang terjadi pada hutan di Tumbang Ramei dengan status APL.

Pernyataan Bupati Kotim Halikinnor jadi angin segar dalam upaya menjaga hutan agar tak dirampok penjahat lingkungan. Hebatnya lagi, polikus berlatar belakang birokrat sejati ini juga mengambil ancang-ancang mencabut izin perkebunan yang akan berambah hutan tersebut.

Baca Juga :  Penguatan Karakter Kemandirian Melalui Edmodo Pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Bahasa Inggris di Kelas IX Ruang 7 SMPN 1 Sampit

Sebuah pernyataan yang paling ditunggu. Sebagai pemimpin daerah, Halikinnor menjalankan tugasnya menjadi orang paling depan untuk menjaga kehidupan. Langkah yang pasti akan mendapat dukungan dari mereka yang mencintai alam dan lingkungan. Mencintai kehidupan.

Kalau boleh jujur, sebagian perambahan hutan yang terjadi selama ini sebenarnya juga atas restu pemerintahan. Agak sulit memang kalau mau berharap pemerintah tegas menjaga hutan.

Pasalnya, jika memang serius menjaga lingkungan, tak akan pernah ada izin yang terbit di atas areal hutan. Pemerintah akan menjaganya sedari awal. Sejak kawasan yang terbukti jadi penyangga kehidupan itu diusulkan untuk dibuka. Diganti jadi lahan investasi.

Tentu saja kita tak boleh pesimistis dan curiga membabi buta, hutan akan hilang dengan mudahnya dengan restu negara. Ketegasan Bupati Kotim setidaknya bisa jadi pegangan. Bahwa ada pemimpin yang jadi benteng paling depan menjaga hutan. Menjaga alam yang memberi kita napas kehidupan. Dukungan pasti akan terus diberikan. Bahkan, jadi motivasi untuk terus menjaga lingkungan.



Pos terkait