Nama Nur diambil dari Bahasa Arab yang berarti cahaya, sedangkan Mentaya merupakan semboyan Kotawaringin Timur yang diambil dari akronim Menarik, Tertib, Aman dan Berbudaya.
Ada 172 tiang lampu hias di kawasan sepanjang tiga kilometer yang membentang dari Bundaran Adipura Jalan Samekto sampai Stadion 29 November Jalan Tjilik Riwut.
Tiang lampu hias terbagi masing-masing 86 titik di kiri dan kanan jalan dengan jarak antar tiang sekitar 30 meter. Pemerintah daerah mengeluarkan anggaran sekitar Rp14,8 miliar untuk pemasangan lampu-lampu tersebut.
Setelah diresmikan, Terowongan Nur Mentaya selalu ramai. Saat Sabtu malam, kawasan itu cukup padat. Bahkan, lalu lintas sampai macet lantaran banyak kendaraan warga yang bersantai menikmati suasana di kawasan tersebut.
”Alhamdulillah turut bangga. Sampit tidak kalah dengan kota-kota besar. Rasa masih tidak percaya kota kita juga bisa membuat terobosan bagus seperti ini,” kata Alma, salah seorang pengunjung.
Masyarakat memuji terobosan yang dibuat pemerintahan di bawah pimpinan Bupati Kotawaringin Timur. Terlepas ada pihak yang mengkritisi, namun respons positif masyarakat terhadap kehadiran Terowongan Nur Mentaya menjadi gambaran dukungan terhadap inovasi ini.
”Saya berharap kawasan Terowongan Nur Mentaya mampu memicu kegiatan ekonomi kerakyatan. Masyarakat bisa membuka berbagai usaha di sisi jalan sehingga bisa mendapatkan manfaat ekonominya. Kawasan ini juga bisa kita jadikan lokasi ‘car free day’ untuk menggerakkan wisata dan sektor UMKM,” kata Bupati Halikinnor.
Fakta di lapangan, meski perlu terus dievaluasi secara berkala, namun harapan munculnya imbas Terowongan Nur Mentaya terhadap ekonomi masyarakat mulai terlihat. Kini puluhan warga membuka usaha kuliner dan lainnya di sepanjang jalur Terowongan Nur Mentaya.
Ada yang berjualan makanan, minuman, mainan, pulsa, angkringan, serta jasa lainnya. Mereka memanfaatkan sisi jalan dan trotoar untuk melayani pengunjung yang berbelanja.
”Dalam satu malam, alhamdulillah jualan bisa sampai Rp200 ribu. Saya senang sekali karena bisa dapat penghasilan tambahan selain pekerjaan saya berjualan ikan,” kata Syamsul Arifin, penjual kopi keliling.