“Dari sisi pelayanan publik, aparatur desa sudah berupaya melayani sepenuh hati dan tidak mengambil pungutan apapun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
“Alhamdulillah, dalam melakukan survey pelayanan kepuasan masyarakat itu tidak lagi dilakukan dengan corat coret dan sudah bisa dilakukan dengan melakukan scan barcode melalui handphone,” tambahnya.
Kantor Desa Mekar Jaya juga melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan program dan kegiatan desa.
“Kami menerima pengaduan masyarakat dan melibatkan masyarakat dalam penyusunan program dan kegiatan dan swadaya masyarakat juga sangat tinggi dan itu terbukti dengan cepatnya pembangunan masjid yang sebagian besar dari swadaya masyarakat,” ujarnya.
Seto juga terus menjaga kearifan lokal dengan terus melestarikan budaya di Kotim. “Sebagian besar penduduk Desa Mekar Jaya merupakan warga trans Jawa, penampilan kuda lumping dari Sanggar Setia Karya Jati menjadi salah satu kearifan budaya yang masih terus kita jaga dan lestarikan selama ini,” ujarnya.
Terpisah, Camat Mentaya Hilir Utara Muslih mengatakan Desa Bagendang Hilir sebelumnya tak masuk dalam daftar observasi KPK. Namun, dalam perjalanannya Desa Bagendang Hilir justru masuk dalam daftar calon desa yang diobservasi oleh Tim KPK RI.
“Setelah kegiatan zoom meeting bersama KPK RI minggu lalu, nama Desa Bagendang Hilir masuk sebagai daftar yang diobervasi oleh Tim KPK RI. Sehingga, kami hanya melakukan persiapan selama seminggu ini,” ujar Muslih, Sabtu (4/3).
Meski dengan keterbatasan waktu dan persiapan yang tak sematang Desa Mekar Jaya dan Desa Beringin Tunggal Jaya, Desa Bagendang Hilir sudah berupaya mempersiapkan lima indikator secara maksimal.
“Semua tim dari kecamatan saya turunkan berkantor di Desa Bagendang Hilir untuk melengkapi persyaratan lima indikator dengan harapan ada salah satu desa di Kotim yang terpilih mewakili Kalteng sebagai desa antikorupsi,” tandasnya. (bersambung)