PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPD-PKS) dan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, melalui Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi, bekerjasama menggelar pelatihan manajemen dan administrasi keuangan bagi petani kebun di Kabupaten Kotawaringin Barat dari 21 -25 Juli 2023.
Acara pembukaan dilakukan Sabtu (22/7/2023) di salah satu hotel jalan Jenderal Ahmad Yani Pangkalan Bun dan diikuti sebanyak 31 petani kebun.
Pelatihan tersebut juga menggandeng Dinas Pertanian Kobar, dengan harapan bisa meningkatkan pengetahuan petani dari sisi administrasi dan produksi juga terkait manajemen keuangan, penyusunan pembukuan dan pelaporan serta proposal usaha.
Kegiatan tersebut dihadiri Asisten 2, bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kobar, Akhmad Yadi mewakili Pj. Bupati Kobar, Budi Santosa.
Dalam sambutannya, Akhmad Yadi menyampaikan bahwa manajemen dan administrasi keuangan adalah modal utama dalam mengelola sebuah usaha perkebunan. Manajemen keuangan adalah jantungnya, ibarat manusia jika jantung dalam kondisi baik maka semua akan baik.
Menurut Yadi, melalui kegiatan ini ia berharap akan meningkatkan kesejahteraan para petani kebun yang ada di kabupaten Kobar, karena kelak harapannya bisa mengelola keuangannya dan bisa memanajemen keuangannya dengan baik.
“Karena seringkali masalah manajemen keuangan dan masalah admistrasi lainnya ini menjadi kendala sebagian para petani kita disamping masalah teknis budidaya pertanian. Sehingga kondisi ini memiliki potensi menghambat kemajuan kelompok tani dan individu petani tersebut,” jelas Akhmad Yadi.
Kepala Dinas Pertanian Kobar Kris Budi Hastuti juga menyampaikan hal senada, bahwa pelatihan ini harapannya akan bermanfaat dan berimbas pada kesejahteraan masyarakat. Karena bukan hanya teknis budidaya pertanian saja yang harus ditingkatkan, tetapi juga para petani wajib dibekali dengan bagaimana teknis manajemen keuangannya dalam usaha pertaniannya.
Sebagai tindaklanjut pasca pelatihan ini Dinas Pertanian Kobar, akan terus melakukan pendampingan dan pengawasan pada kelompok tani tersebut, sekaligus melakukan evaluasi. “Nantinya mereka akan kami evaluasi, untuk mengetahui bagaimana hasilnya, dan harapan kita juga akan menularkan ilmunya kepada petani lainnya. Mengingat pelatihan tidak bisa mengakomodir semua petani,” pungkasnya. (sam/sla)