”Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penanggulangan dan pencegahan TBC diantaranya penemuan kasus yang masih dibawah target nasional, keterampilan fasyankes dalam sistem informasi tuberculosis (SITB) belum merata, hampir 90 persen nakes yang menangani pasien TB belum pernah dilatih dan masih ada faskes yang belum memiliki tenaga analis,” katanya.
Efraim mengatakan, penyakit TBC ditandai dengan gejala pada paru yang mengalami batuk lama lebih dari dua minggu, dahak bercampur darah, nyeri dada atau sesak napas, badan kurus, nafsu makan menurun, berkeringat dingin pada malam hari, demam menggigil.
”Penurunan angka kematian dapat dilakukan dengan deteksi dini dengan langkah cepat, penanganan dan perawatan cepat, pengobatan rutin. Untuk pencegahan agar tidak tertular TBC dapat dilakukan dengan menggunakan masker, imunisasi BCG, memastikan rumah memiliki ventilasi atau sirkulasi udara yang baik, ada cahaya masuk, hindari batuk di hadapan orang, olahraga, menjalankan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makan dan minuman sehat disertai vitamin,” ujarnya. (hgn/ign)