Di dalam perkebunan sawit, kubangan air akibat hujan membuat rombongan harus memperlambat kecepatan mobil. Ada sekitar dua kubangan yang cukup dalam dan lebar.
Sebelum tiba di Kantor Kecamatan Mentaya Hulu, rombongan harus melintasi jalan yang tertutup air dengan arus yang cukup kencang. Ban mobil dobel kabin sampai tak terlihat saking tingginya air. Apabila mobil kecil yang melintas, kemungkinan besar yang terlihat hanya atapnya.
Masyarakat yang membawa kendaraan roda dua tak bisa melintas. Kendaraan mereka dibawa naik ke atas mobil bak terbuka untuk bisa sampai ke sisi lain dengan dataran yang lebih tinggi. Warga setempat berjaga untuk memberikan peringatan kepada warga agar berhati-hati saat melintas.
Rombongan tiba di kecamatan sekitar pukul 17.00 WIB, karena sudah hampir senja. Tidak ada kegiatan yang dilakukan. Irawati menyempatkan diri memantau posko darurat banjir yang didirikan di halaman kantor kecamatan.
Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju mes perusahaan yang berjarak kurang lebih 1 jam perjalanan dari kantor kecamatan dan menginap satu malam. Di mes tersebut, rombongan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim tiba lebih dulu.
Di sela istirahat setelah menempuh perjalanan jauh, Irawati bersama Ketua DPRD Kotim Rinie mengecek kesehatan. Mereka bahkan sempat melakukan akupuntur, yang diikuti sejumlah pejabat lainnya.
Suasana malam itu penuh kehangatan. Canda tawa tercipta hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB. Irawati pun beranjak ke kamarnya, istirahat untuk memulihkan energi, karena keesokan harinya rombongan bergerak meninjau lokasi banjir.
Usai menyantap sarapan nasi goreng sosis lengkap dengan telur mata sapi dan bakwan, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kantor Kecamatan Mentaya Hulu. Meninjau lokasi banjir di Kelurahan Kuala Kuayan yang posisinya persis di depan kantor kecamatan, namun berada di dataran yang lebih rendah.
Menggunakan perahu, Irawati dan rombongan menyusuri perkampungan warga, melihat air yang masuk merendam rumah. Meski banjir, ada saja warga yang tetap membuka warungnya.