Sementara itu, seorang pemilik warung tradisional di wilayah Baamang, Rahman, mendukung pembatasan retail modern di Sampit, meski usahanya masih stabil. Kebetulan warung miliknya jauh dari minimarket.
”Saya sepakat dibatasi, supaya kami warung kecil tetap bisa hidup. Bagaimana pun warung kecil akan kalah bersaing dengan pemodal besar. Mereka tokonya punya rak yang rapi, bersih, dan ber-AC. Sementara kami, warung biasa, semuanya campur aduk. Jualan beras, sembako, termasuk jual bensin,” ungkap Rahman.
Dia mengaku siap menyampaikan aspirasi tersebut secara terbuka, baik kepada Pemkab maupun DPRD Kotim. ”Kalau memang ada aksi bersama, saya siap ikut,” katanya. (ang/ign)