BUKA-BUKAAN!!! Sebut Ada Oknum Aparat Terlibat, Mafianya Sulit Diseret ke Pengadilan

Kritik Tajam Permasalahan BBM dan Elpiji Subsidi di Kotim

Diskusi permasalahan BBM
DISKUSI: Suasana diskusi saat pertemuan sinergitas BPH Migas dengan Anggota DPR RI, Jumat (17/6) lalu. (HENY/RADAR SAMPIT)

Sales Area Manager Retail Kalselteng PT Pertamina Parta Niaga MOR VI Kalimantan Jalu Tarwoco menanggapi berbagai pertanyaan dan masukan. Menurutnya, persoalan pendistribusian yang tidak tepat sasaran perlu bekerja sama dengan semua pihak.

”Pertamina tidak bisa berjalan sendiri mengatasi permasalahan, terutama dalam pendistribusian yang tidak tepat sasaran. Kami berupaya bagaimana mencari solusi dengan melakukan pencatatan konsumen sebagai bahan untuk kami ketahui siapa saja masyarakat yang menerima BBM bersubsidi,” katanya.

Bacaan Lainnya

Mengenai HET, dia berupaya bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan di tingkat pangkalan.

”Kami menyadari, anggota kami cukup terbatas. Karena itu, kami membuka layanan pengaduan ke nomor call center 135. Jika ada kondisi yang tidak sesuai di lapangan, mohon bisa diinformasikan dan akan segera kami tindak lanjuti,” ujarnya.

Terkait pendistribusian, pihaknya telah menjalankan program One Village One Outlet. Tujuannya untuk mempermudah jangkauan masyarakat desa menerima gas elpiji. ”Untuk Kalteng memang belum seratus persen karena terkendala infrastruktur,” katanya.

Baca Juga :  Proyek Jalan Pemerintah di Kalteng Ini Justru Rugikan Warga

Sementara itu, terkait rentang harga yang cukup jauh antara Pertamax dan Pertalite, Jalu menjawab, BBM Pertalite tahun 2021 merupakan BBM umum yang kini berubah menjadi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) dari pemerintah, di mana Pertamina mendapatkan kompensasi tergantung kondisi keuangan negara.

”Untuk Pertamax kami sebenarnya masih menahan harga. Kalau menyesuaikan harga pasaran, semestinya jauh lebih mahal dari itu. Kami menyadari ada kemungkinan terjadinya migrasi dari Pertamax ke Pertalite,” ujarnya.

Sementara itu, mengenai harga Avtur, merupakan jenis BBM umum yang ditentukan mengikuti harga pasar. ”Jadi, setiap periodenya akan berubah per tanggal 1 atau per 15 hari sekali dan akan di-review mengikuti harga pasaran minyak dunia yang saat ini sudah mencapai kisaran angka 120-130 dollar. Hal ini tentu sedikit berdampak terhadap kenaikan harga tiket pesawat. Ini yang nantinya akan menjadi evaluasi pertamina,” tandasnya. (***/ign)



Pos terkait