Bupati Kotim Dukung Universitas Muhammadiyah Sampit, Siap Bantu Inventarisir Lahan untuk Kampus

universitas muhammadiyah sampit
SILATURAHMI: Bupati Kotim Halikinnor memberikan sambutan pada pertemuan membahas perkembangan penggabungan STKIP Muhammadiyah Sampit dengan Akbid Muhammadiyah Sampit menjadi UMSA. (HENY/RADAR SAMPIT)

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalteng Ahmad Syar’i mengatakan, proses merger (penggabungan kampus-kampus kecil menjadi satu) dua kampus STKIP dan Akbid menjadi Universitas Muhammadiyah sudah direncakan tahun 2021.

”Sekarang tinggal menunggu proses penerbitan SK dari Kemendikti pusat. Mudah-mudahan Desember ini keluar SK-nya,” kata Ahmad Syar’i.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, proses merger tidak mudah. Berbagai persyaratan harus dipenuhi, salah satunya pemenuhan dosen yang berpendidikan minimal strata-2 dan tidak boleh merangkap di perguruan tinggi lain atau bertugas di pemerintahan.

”Pemenuhan dosen ini cukup berat, tetapi sudah kami penuhi, karena kami punya jaringan dengan perguruan tinggi sesama Muhammadiyah di Surakarta, sehingga dapat diperbantukan dosen untuk mengajar,” ujarnya.

Melalui penggabungan dua kampus menjadi Universitas Muhammadiyah Sampit, maka jumlah program studi semakin lengkap. Sebelumnya, di STKIP Muhammadiyah Sampit terdiri dari empat prodi yaitu jurusan pendidikan matematika, bahasa inggris, bimbingan konseling dan ekonomi. Sedangkan, di Akademi Kebidanan hanya satu jurusan yaitu jurusan kebidanan untuk jenjang pendidikan diploma3 (D-3).

Baca Juga :  Razia Polisi Belum Bikin Jera Pemilik Knalpot Brong

”Setelah SK Universitas Muhammadiyah diterbitkan, nanti akan ada tambahan tiga prodi baru yaitu informatika, agribisnis dan gizi. Sehingga, 7 prodi S-1 dan satu prodi kebidanan D-3 itu juga akan ditingkatkan menjadi D-4,” ujarnya.

Pada program studi baru, pihaknya juga dituntut mengurus akreditasi tidak hanya akreditasi universitas, namun juga prodi. ”Kami bersiap-siap mengurus akreditasi untuk prodi baru dan universitas, sehingga begitu mahasiswa lulus tidak perlu khawatir karena sudah terakreditasi,” ujarnya. (hgn/ign)



Pos terkait