Butet Kartaredjasa dan ’’Guyon Parikeno’’ yang Berbuntut Pelaporan ke Polisi  

Orasi dan Pantun Saya Adalah Kritik, Bukan Ujaran Kebencian

butet
MEMOTRET REALITAS: Seniman Butet Kartaredjasa (kanan) dan komedian Cak Lontong (kiri) dalam pementasan Musuh Bebuyutan di Taman Budaya Jogja Selasa (23/1/2024) lalu. (GUNTUR AGA TIRTANA/JAWA POS RADAR JOGJA)

Selain orasi, dalam kampanye yang dihadiri Ganjar itu Butet juga membacakan Pantun Hajatan Rakyat yang telah disiapkan secara tertulis. Sementara itu, orasi adalah narasi spontanitas sebelum membacakan pantun.

’’Kata binatang yang mana? Wedus? Nek ngintil itu saya bertanya ke khalayak yang ngintil siapa, (lalu dijawab) wedus. Berarti tukang ngintil kan wedus. Itu tafsir, apakah saya nyebut nama Jokowi?’’ katanya.

Bacaan Lainnya

Tentang kata asu atau anjing yang dilontarkan, baginya itu bukan makian. ’’Lho bagi saya menyatakan suog, asu banget. Itu bukan makian, itu ekspresi personal. Dalam konteks saya, bagaimana kata itu diekspresikan,’’ ujar Butet yang mengenakan kaus bertuliskan ’’Asu’’ kemarin.

Seusai turut mementaskan pertunjukan Indonesia Kita bertajuk ’’Musuh Bebuyutan’’ pada 1 Desember tahun lalu di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Butet mengaku diminta menandatangani surat pernyataan oleh polisi. Intinya, pertunjukan itu dilarang berbicara soal politik.

Baca Juga :  Warga Kotim Diminta Waspada Serbuan Penyakit Mematikan

’’Setelah 41 kali pertunjukan (Indonesia Kita), baru kali ini saya harus membuat surat pernyataan tertulis kepada polisi,’’ katanya saat itu.

Delapan hari berselang (9/12/2023), Advokat Lingkar Nusantara melaporkannya ke Bareskrim atas dugaan penyebaran hoaks intimidasi. Pada hari yang sama, Butet menyebut aplikasi WhatsApp di ponselnya telah diretas.

Butet menegaskan, dirinya bukan pembenci Jokowi. Aktor Teater Gandrik itu sebelumnya bahkan dikenal sebagai pendukung Jokowi sejak mantan wali kota Solo itu maju dalam Pilpres 2014.

Dalam perbincangan dengan sastrawan Puthut EA di siniar Mojok, ketika ditanya kenapa fanatik mendukung Jokowi, Butet menyebut karena dirinya menganggap mantan gubernur Jakarta itu telah bekerja dengan baik.

Kekecewaan Butet kepada Jokowi bermula dari proses di Mahkamah Konstitusi yang berujung bisa majunya Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, sebagai calon wakil presiden. ’’Di sini kita konsisten berdemokrasi, di sana mereka ramai-ramai mengkhianati konstitusi,’’ bunyi penggalan pantun Butet yang dibacakan saat kampanye.



Pos terkait