Data Banjir Kotim Bisa Tak Seragam, Ini Kendala Utamanya

banjir desa hanjalipan
TERKENDALA JARINGAN: Camat Kotabesi Gusti Mukafi memantau lokasi banjir di wilayah setempat, Selasa (13/9). (IST/RADAR SAMPIT)

Lokasi yang terjangkau sinyal seluler biasanya berada di daerah perbukitan yang jauh dari pusat desa. Dalam kondisi banjir saat ini, jangankan untuk mengirimkan laporan, mobilitas masyarakat pun terganggu. Bahkan, jalan desa terputus akibat terendam banjir.

”Karena jaringan yang sulit, saya upayakan datang langsung ke desa-desa yang blank spot untuk memantau dan bertemu langsung dengan kades dan juga warga. Tapi, waktu saya juga terbatas, karena masih ada tugas di kecamatan,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Kades Rasau Tumbuh Syamsudin menambahkan, selama dua minggu terakhir wilayahnya terdampak banjir dan masih berlangsung hingga kini. Banjir dengan kedalaman 70 cm – 1 meter dari permukaan jalan, membuat sebagian rumah di wilayah itu terendam dengan kedalaman 10 cm – 30 cm dari permukaan lantai. Rumahnya juga termasuk yang terendam banjir.

Baca Juga :  Rekomendasi Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi Apabila ke Sampit

Di desa tersebut, dari total 120 rumah, ada 80 rumah yang terdampak, dengan sekitar 100 kepala keluarga (KK). Saat ini, lanjutnya, aktivitas sebagian warga macet, seperti petani karet dan rotan, juga nelayan, yang masih bisa bekerja rata-rata adalah warganya yang bekerja sebagai karyawan perkebunan kelapa sawit.

Sejauh ini, tambahnya, bantuan yang telah diterima adalah dari organisasi wanita dan perusahaan besar swasta (PBS) terdekat. Total 140 paket paket bahan pokok. Bantuan tersebut biasanya hanya bertahan kurang dari sepekan. Karena itu, pihaknya berupaya mengusulkan ke PBS lainnya agar mendapat bantuan kebutuhan pokok bagi warga yang terdampak.

Kades Simpur Khairil Anwar mengatakan, banjir masih melanda desanya. Namun, kedalaman air naik turun terdampak dari air pasang sungai. Pada saat surut, debit air berkisar antara 50-60 cm, tapi ketika air pasang debit air mencapai 1 meter dari permukaan jalan.

Hal itu menyebabkan lalu lintas kendaraan terganggu, khususnya untuk kendaraan roda dua yang tidak dapat melintas kecuali dibawa menggunakan perahu.

Baca Juga :  Netizen Ungkap Identitas Mayat Wanita di Pulang Pisau, Polisi: Mohon Bersabar Masih Proses Penyelidikan

”Bukannya kami tidak mau berkoordinasi langsung ke BPBD, tapi untuk berangkat dari desa ke Kota Sampit saja sulit. Jalanan putus akibat banjir,” katanya.



Pos terkait