Tokoh pemuda Pangkalan Banteng Suprianur mengatakan, masyarakat sebenarnya sangat terpaksa melakukan aksi itu.
”Ke mana lagi kami akan mengadu bila tidak ada aksi semacam ini? Sangat kecil kemungkinan aspirasi kami akan didengar. Contoh nyatanya, saat aksi sebelumnya kami dijanjikan akhir Agustus sudah diaspal, tapi kenyataannya silakan dilihat di lapangan,” katanya.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu janji maupun pernyataan dari pemerintah yang sifatnya ingin menenangkan.
”Masyarakat saat ini hanya perlu aksi nyata di lapangan, tidak perlu lagi janji tanggal sekian, bulan sekian atau pernyataan lainnya. Yang dibutuhkan kepastian pengaspalan,” tegasnya.
Ketua KSB Pangkalan Banteng ini juga menyebut, apabila sampai 10 Agustus nanti belum ada pergerakan untuk perbaikan, terutama pengaspalan jalan, perwakilan masyarakat akan mendatangi pemerintah pusat untuk menyampaikan aspirasi tersebut.
”Kami akan datang ke pemerintah pusat. Kami siap apa pun risikonya, karena ini bukan untuk kami (warga Pangkalan Banteng) saja, tapi untuk seluruh masyarakat yang menggunakan jalan tersebut, baik itu pribadi, perusahaan atau bahkan para pegawai pemerintahan dan juga keluarganya,” katanya. (sla/ign)