Evaluasi Tekon Minta Ditinjau Ulang

Sejumlah Petugas Damkar Kecewa, Ada Yang Masuk ICU

Evaluasi Tekon Minta Ditinjau Ulang
Bupati Kotim Halikinnor ketika meninjau pelaksanaan tes evaluasi terhadap 2.700 tenaga kontrak pada 23 Juni 2022 lalu.(dok.Radar Sampit)

“Kalau sudah tidak lulus mau diapakan lagi, untungnya saja sudah sejak awal tahun kemarin menyiapkan usaha kecil-kecilan, meski jualan makanan,”ujarnya.

Mantan tenaga kontrak yang sebelumnya bekerja sekitar 6 tahun ini,  mengakui tidak lulus itu tentunya menyakitkan. Namun dirinya sadar,  lambat laun honorer ini akan dihapus,  sehingga masa depan honorer juga sudah tidak menjanjikan untuk bertahan. “Mending sejak awal sudah  tereliminasi,  karena pada akhirnya honorer memang dihapus juga,”cetusnya.

Terpisah,   honorer lainnya yang sudah mengabdi 5 tahun terakhir mengaku terkejut dengan hasil tes yang mengklasifikasikan namanya sebagai honorer yang tidak lulus. “Kalau berpacu dengan hasil tes tertulis kemarin saya optimistis lulus, tapi pada kenyataanya bisa –bisa nama saya tidak lulus. Tentunya kecewa, apa dasarnya saya tidak lulus itu,”kata perempuan berusia 27 tahun ini, yang enggan mencatatkan namanya.

Sementara itu terpisah, menyikapi hasil pengumuman evaluasi/seleksi tenaga kontrak di Kotim, ada yang sampai dilarikan ke rumah sakit karena tak siap menerima kenyataan.

“Saat menerima kabar namanya enggak lulus, kawan kami sampai mengalami pendarahan,  hemoglobin (Hb) turun drastis. Beliau ini punya riwayat sakit ginjal. Sekarang masih dirawat di ruang ICU rumah sakit,” kata seorang  mantan tenaga kontrak yang bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kotim saat ditemui Radar Sampit, Sabtu (2/7).

Baca Juga :  Tim Yustisi Pajak Daerah Satroni Gedung Sarang Walet

Sebagai tenaga kontrak yang juga bernasib sama, tak lulus. Pria berinisial Iht ini mengaku tak habis pikir akan mengalami pemutusan kontrak kerja.

“Ini tidak hanya saya, ada ratusan tenaga kontrak yang mengalami nasib yang sama seperti saya. Saya sampai tidak habis pikir bagaimana sistem yang dipakai pemerintah dalam proses evaluasi ini. Bagaimana kita-kita yang sudah bekerja belasan tahun dinyatakan tidak lolos. Sedangkan, tenaga kontrak baru yang belum tahu pekerjaan,  bahkan belum menguasai tupoksi apalagi pengalaman saja belum tentu ada bisa diluluskan. Ini sistem evaluasi yang digunakan seperti apa ?,” ujarnya mempertanyakan.



Pos terkait