Disampaikannya pula, konsumen harus selektif saat membeli produk frozen food olahan. Meski tidak dipungkirinya banyak makanan frozen food olahan UMKM sangat menarik.
“Tapi mereka harus lihat keamanannya juga, kalau produk UMKM itu biasanya sanitasi hygiene-nya harus lebih baik. Kalau untuk frozen food itu yang diharapkan karena resikonya begitu besar, kalau dia tidak dimasak tapi hanya langsung disajikan atau the Frost, saya khawatirnya itu bisa keracunan lagi,” tutur Sumardani.
Selain produk frozen food, pihaknya juga meminta masyarakat lebih teliti dan waspada dalam membeli maupun mengonsumsi produk kemasan kaleng.
“Untuk masyarakat tolong untuk lebih waspada, terutama kita manfaatkan cek label, cek kemasan, cek tanggal kadaluwarsa, cek izin edarnya. Jadi masyarakat lebih waspada terutama untuk produk-produk kaleng yang susu kemasan atau krimer kental manis,” imbuhnya.
Sumardani mengungkapkan, untuk produk kue lebaran kaleng umumnya memiliki kemasan double, yang didalamnya masih ada kemasan lagi, sehingga makanan kemasan kaleng tersebut menurutnya tidak bermasalah
“Tapi kalau seperti sarden, susu kental manis atau krimer karena dia kemasannya kaleng tinggal saji, begitu penyok lapisan dalam rusak itu oksidasi di dalamnya. Jadi kemungkinan bakteri tumbuh. Karena itu masyarakat harus aware terhadap pembelian produk dicek kemasannya lagi, kalau untuk produk kemasan kaleng makanan yang langsung tinggal saji jadi tolong diwaspadai untuk kemasan kaleng penyok,” urainya.
Dari sidak yang dilakukan BBPOM Palangka Raya bersama tim gabungan lainnya, pihaknya hanya menemukan beberapa kemasan rusak.
“Untuk kemasan jadi kita minta pelaku usaha untuk melakukan retur ke distributor resminya. Sedangkan untuk barang expire date ada, tapi hanya sedikit dan dari pihak toko yang memusnahkan,” pungkas Sumardani. (yn/gus)