Sebagai tulang punggung keluarga, dia mengaku berat menghadapi masa depan selanjutnya setelah kehilangan pekerjaannya. ”Orang tua di rumah sedih. Menangis mengetahui kabar saya tidak lulus. Saya kasihan dengan orang tua yang sudah keluar uang banyak menguliahkan saya, ternyata dihadapkan pada cobaan seperti ini,” ujarnya.
Tenaga kontrak guru lainnya menegaskan, dirinya tak bisa langsung banting setir mencoba usaha lain atau menjadi petani. ”Kami ini sarjana pendidikan. Kami tidak punya pengalaman. Kalau yang lulusan sarjana pertanian mungkin cocok,” ujarnya.
Kekecewaan juga disampaikan tenaga kontrak guru yang bertugas di Telaga Antang. Pasalnya, kedua tenaga kontrak yang mengajar di SD Rantau Sawang dinyatakan tidak lulus.
”Guru di SD itu hanya ada dua. Saya dan teman saya. Kalau kami berdua ini tak lulus, bagaimana nasib murid kami? Siapa yang mau mengajari mereka? Jarang ada guru yang mau ditugaskan di daerah pedalaman. Kami yang sudah berkorban mengabdikan diri mengajar di daerah hulu, jauh dari kota malah tidak lulus,” ujarnya.
Sementara itu, pantauan Radar Sampit, sejumlah guru tenaga kontrak berkumpul di Kantor Sekretariat PGRI di Jalan Ahmad Yani. Mereka menunggu hasil keputusan rapat yang digelar Ketua PGRI Kotim bersama pengurusnya. Rapat internal yang berlangsung kurang lebih tiga jam itu juga diikuti sejumlah kepala sekolah.
Ketua PGRI Kotim Suparmadi mengatakan, rapat yang dilaksanakan secara internal ini ditujukan untuk menampung suara tenaga kontrak, khususnya para guru yang tak lolos. Pihaknya berupaya mencari solusi bagaimana agar tenaga kontrak guru yang tidak lulus dapat tetap bekerja menjadi tenaga honor.
”Dengan adanya hasil seleksi, tentu banyak suara yang disampaikan tenaga kontrak. Karena itu, kami melaksanakan rapat intern bagaimana mencari solusi agar guru yang tidak lulus tetap bisa mengajar dengan status sebagai guru honor sekolah,” ujarnya.
Dia berharap agar pihak sekolah dapat terbuka menerima memperkerjakan guru honor. ”Saran dari kami untuk mengatasi kebutuhan guru, sekolah tetap membuka atau menerima mereka sebagai guru honor apabila anggarannya tersedia. Berapa pun gajinya disepakati sama-sama,” ujarnya.