Halikinnor Ajak Masyarakat Jaga Keberagaman Budaya

budaya
KUNKER: Bupati Kotim Halikinnor didampingi Wakil Bupati Kotim Irawati saat kunjungan kerja ke Kecamatan Bukit Santuai yang disambut dengan prosesi adat daerah, beberapa waktu lalu. (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memiliki potensi luar biasa, baik dari segi sumber daya manusia (SDM) maupun alamnya. Keragaman potensi tersebut harus dimaksimalkan agar masyarakat tidak lupa pada akar budaya daerah, khususnya Kotim.

”Marilah kita selalu memelihara dan menjaga keberagaman budaya sebagai modal untuk membangun generasi muda yang berkualitas dan kompetitif,” kata Bupati Kotim Halikinnor, baru-baru ini.

Bacaan Lainnya
Gowes

Apalagi, kata Halikinnor, seiring masuknya budaya luar melalui globalisasi dan media komunikasi, budaya gotong royong sekarang mulai pudar.

”Sebagaimana motto Kotim Habaring Hurung, yakni menjaga kerukunan, menghargai perbedaan, dan melestarikan kebudayaan sebagai identitas yang harus dijaga dan dipertahankan,” katanya.

Halikinnor juga mengajak masyarakat menjaga persatuan dan persaudaraan yang sesuai dengan filosofi Habaring Hurung sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari, sehingga mampu mempersatukan berbagai lapisan masyarakat melalui khasanah budaya yang sudah ada di Kotim.

Baca Juga :  Bikin Kecewa! Depo Sampah Sawit Raya Gagal Dibangun Tahun Ini

Menurutnya, masyarakat memiliki pernah penting dalam melestarikan keberagaman budaya yang dimiliki. Apalagi hadirnya era globalisasi, di mana pengaruh asing dengan mudahnya masuk ke Bumi Habaring Hurung.

”Pengaruh itu dapat kita lihat dengan mulai lunturnya nilai-nilai adat istiadat budaya. Hal tersebut nampak dengan berkurangnya rasa solidaritas, budaya gotong royong, rasa kekeluargaan, saling tolong-menolong yang semakin tergerus oleh budaya yang tidak mencerminkan budaya dan adat istiadat kita,” tegasnya.

Untuk itu, dengan prinsip Huma Betang, menurutnya, dapat digunakan untuk mengatasi pengaruh negatif tersebut, dengan memahami falsafah Huma Betang bukan hanya sekadar dipahami dan dijadikan semboyan semata, tetapi harus betul-betul diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. (yn/ign)



Pos terkait