Inflasi Hambat Pemulihan Ekonomi di Kalteng

Kalteng,inflasi
Perdagangan sembako di Pasar Besar Palangka Raya. Bahan pokok ini kerap memicu inflasi, yang bisa menghambat pemulihan ekonomi. (dok.radarsampit)

PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran menegaskan, upaya pemulihan ekonomi perlu kerja keras dari semua pihak karena banyaknya aspek dan tantangan yang harus diatasi.

Tantangan pemulihan ekonomi ke depan tidaklah mudah, mengingat kondisi situasi nasional hingga global yang sewaktu-waktu dapat dengan cepat memengaruhi ekonomi domestik. Sehingga pemerintah dituntut memerhatikan semua lini yang berkaitan dengan perekonomian daerah secara menyeluruh.

“Salah satunya memerhatikan stabilitas harga melalui pengendalian inflasi sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat serta meningkatkan daya saing perekonomian daerah,” katanya, kemarin.

Terkait hal tersebut, Sugianto menginstruksikan agar upaya koordinasi pengendalian inflasi daerah yang telah berjalan dan harus ditingkatkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baik di provinsi, kabupaten dan kota.

Menurutnya, harus ada upaya-upaya dalam menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga bahan pokok, serta mengatasi segala hambatan yang ada di lapangan, baik itu kendala produksi maupun distribusi terutama pada kondisi saat ini.

“Karena memang stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok ini berkaitan dengan daya beli masyarakat. Karena kalau ini stabil dan terjaga, maka bisa menjaga pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.

Baca Juga :  Komplek Pasar Sediakan Pondok Baca Digital

Dalam hal ini TPID provinsi, kabupaten dan kota tentunya harus lebih bekerja keras, karena tidak hanya dituntut fokus dalam pengendalian inflasi saja, namun juga harus proaktif mendorong sektor ekonomi semakin produktif.

“TPID juga mungkin bisa masuk membantu meningkatkan produktivitas petani dan nelayan, serta memperkuat sektor usaha mikro agar bertahan dan naik kelas dalam hal produksi,” ucapnya.

Sugianto menambahkan, momen pandemi Covid-19 ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian agar bisa tetap bergerak produktif, hingga mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus mampu menyerap banyak tenaga kerja.

“Banyak lini yang harus didorong berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Selain menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas harga, kita juga menghadapi beberapa tantangan struktural yang harus kita selesaikan,” pungkasnya. (sho/gus)



Pos terkait