Kendalikan Banjir Sampit, Pemkab Kotim Lakukan Cara Ini

survei investgasi desain kota sampit
KERAP BANJIR: Potret wilayah Kota Sampit diambil dari udara. Pemkab Kotim bakal melakukan survei investigasi desain sebagai upaya pengendalian banjir. (IST/RADAR SAMPIT)

Usulan kedua, normalisasi peningkatan saluran primer ring drain luar (arah selatan) di sepanjang 16 km mulai dari Jalan Jenderal Sudirman Km 4,5 – Saluran Lembur Puring – Sei Pelangsian Desa Eka Bahurui Jalan HM Arsyad Km 8 – Sei Mentaya.

Usulan ketiga, normalisasi peningkatan saluran primer ring drain luar (arah utara) di sepanjang 23 km. Lokasi ujung saluran terletak di Jalan Jenderal Sudirman Km 4,5 melintasi Jalan Tjilik Riwut Km 8 menuju Sei Kota (Hutan Sagonta Baamang) – Sei Mentaya.

Bacaan Lainnya

Usulan keempat, normalisasi peningkatan saluran primer ring drain dalam (Sei Mentawa) di sepanjang 6 km. Ujung saluran primer Sei Mentawa terletak di Jalan Jenderal Sudirman KM 1 melintasi Jalan Kapten Mulyono – Pelita Barat – Jalan HM Arsyad Km 2,5 – Jalan Ir Juanda (Pasar Sajumput – sampai muara Sei Mentaya).

Usulan kelima, normalisasi peningkatan saluran primer ring drain dalam di Sei Baamang sepanjang 7,7 km. Titik awal dimulai dari Jalan Jenderal Sudirman KM 1 (Citimal) – Perumahan Wengga melintasi Jalan Tjilik Riwut (Puskesmas Baamang II) dan Jalan Muchran Ali .

Baca Juga :  PT KMA Tegaskan Bukan Perusahaan Bandel

Terakhir, usulan keenam normalisasi peningkatan saluran primer di Sei Pamuatan sepanjang 7,7 km dimulai dari Jalan Jenderal Sudirman Km 1 (Citimal) melintasi Jalan Usman Harun – Jalan DI Panjaitan – Jalan RA Kartini – Jalan Sirotol Mustakim – Jalan Sukabumi – Jalan Tjilik Riwut – Sei Baamang.

”Dari keenam usulan ini, ada dua usulan yang disetujui tahun ini. Poin usulan 4 dan 5. Untuk realisasi peningkatan Sei Mentawa dibagi menjadi dua segmen tahun ini,” ujarnya.

Fahmi mengatakan, Pemkab Kotim telah memenuhi permintaan Balai Wilayah Sungai Kalimantan II untuk melakukan SID ekspos awal tahap pertama pada Kamis, 25 Agustus 2022. Survei investigasi desain dilaksanakan selama dua bulan untuk menyandingkan data di lapangan terkait penyebab banjir di Kota Sampit.

”SID tujuannya untuk mengumpulkan data dan menentukan jenis penanganan dan pengendalian yang tepat. Bisa dilihat dari elevasinya, apakah tanah berada di ketinggian pasang muka air laut atau tidak dan bisa dilihat dari penyebab lain, seperti adanya bangunan yang dibangun di atas bantaran sungai. Seharusnya, secara aturan tidak boleh ada bangunan di atas sungai minimal 10 meter dari garis sempadan sungai,” jelasnya.



Pos terkait