”Kegiatan ini bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM Kotim yang selama dua hari pada 12-13 Juli 2023 menggelar pelatihan vocational industri rumah tangga. Di hari kedua, kami dari DPM PTSP Kotim diminta menjadi narasumber, sehingga sekalian kami memberikan sosialisasi dan pendampingan pembuatan NIB melalui sistem OSS,” kata Erni.
Dalam kegiatan ini, Diskop dan UKM Kotim dan DPM PTSP Kotim merangkul pelaku UMKM dan masyarakat miskin ekstrem berpenghasilan minimal Rp300 ribu per bulan agar bisa mandiri membangun usaha dan dapat mengurus pembuatan NIB melalui sistem OSS-RBA.
Kendati demikian, selama layanan pembuatan NIB, pelaku usaha yang diundang menghadapi kendala jaringan internet, fasilitas yang masih belum memadai, dan masih banyak masyarakat yang gaptek menggunakan sistem OSS-RBA yang harus diakses menggunakan jaringan internet secara online.
”Ada masukan dari masyarakat di sana, saat kami memberikan pelayanan ternyata jaringan internetnya masih sulit dijangkau karena tidak ada sinyal. Fasilitas juga kurang memadai, tidak semua masyarakat menggunakan handphone Android, dan masih banyak yang gaptek menggunakan sistem OSS berbasis elektronik, sehingga tidak ada satu pun pelaku usaha yang hadir berhasil membuat NIB melalui OSS. Ada saja dua orang yang mencoba menggunakan handphone, tetapi gagal karena sinyal sulit,” katanya.
Meski demikian, masyarakat mendapatkan pemahaman tentang penggunaan sistem OSS.
”Masyarakat senang ada pelayanan langsung ke desa, karena melalui sistem OSS pelaku usaha tidak perlu mengurus pembuatan NIB ke kantor DPM PTSP Kotim. Masyarakat desa memang masih kurang paham menggunakan sistemnya, karena itu kami berikan pendampingan. Ke depannya, sosialisasi masih terus dilakukan ke kecamatan untuk memberikan kemudahan layanan berbasis risiko yang kemungkinan wilayah kecamatan lebih siap dari sisi akses jaringan internetnya, sehingga implementasi penggunaan OSS diharapkan bisa diakses dengan mudah oleh para pelaku usaha,” jelasnya. (***/ign)