”Beberapa hari terakhir delapan personel siaga melakukan pemadaman kebakaran lahan di Desa Lampuyang. Sekarang balik kanan, kondisinya di sana sudah padam terutama di pinggir jalan, untuk di tengah yang jauh dari jangkaun masih berapi kecil dan berasap,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Pemkab Kotim melalui BPBD Kotim sudah meningkatkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat terhitung 12-25 September 2023. Melihat kondisi karhutla yang kembali terjadi, BPBD Kotim masih belum dapat memutuskan apakah status diperpanjang atau dinyatakan berakhir.
“Belum tahu diperpanjang atau tidak, kita melihat situasi, apabila kejadian kebakaran berkurang, hotspot menurun ada kemungkinkan status tanggap berakhir sampai 25 September. Ini masih dipertimbangkan, senin depan akan dievaluasi dan dibahaskan dalam rapat,” ujarnya.
Sementara itu, terkait anggaran karhutla selama status siaga karhutla diberlakukan selama kurang lebih dua bulan, BPBD Kotim sudah menggunakan anggaran sebesar Rp 380 juta yang bersumber dari dana DBH DR (Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi). Setelah status tanggap darurat diberlakukan selama 14 hari, Pemkab Kotim baru bisa menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT) yang disetujui sebesar Rp 260 juta.
“Dana BTT sudah terpakai sejak status tanggap darurat karhutla diberlakukan. Berapa anggaran yang sudah terpakai masih belum dihitung, dana itu untuk operasional di lapangan, logistik makanan untuk personel dan penambahan personel sebanyak 87 orang. Tetapi, personel sudah dikurangi menjadi 48 dan akan ditambah ketika dibutuhkan menyesuaikan situasi dan kondisi di lapangan,” pungkasnya. (hgn/yit)