SAMPIT, radarsampit.com – BPBD Kotim menetapkan status tanggap darurat banjir berlaku pada 5-19 September 2022. Penetapan status tanggap darurat dihitung mundur, karena BPBD Kotim sudah bergerak melakukan penanganan sejak pekan lalu. Bahkan telah menerima laporan dari Agustus 2022.
”Penetapan status ditetapkan mundur mulai tanggal 5 – 19 September selama 14 hari. Apabila masih banyak yang harus ditangani, maka status diperpanjang 14 hari lagi. Seandainya sudah diperpanjang masih belum selesai penanganan banjir, maka akan terus diperpanjang sampai penanganan selesai dan banjir di dilaporkan surut,” kata Rihel, Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Selasa (13/9).
Dengan adanya penetapan status tanggap darurat banjir, pihaknya dapat menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT) yang telah disiapkan sebesar Rp 5 miliar. Namun, jelasnya, dana BTT sebagian sudah terpakai untuk kegiatan penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK), vaksinasi Covid-19, dan sejumlah kegiatan urgensi lainnya, sehingga anggaran yang tersisa tidak banyak.
”Buffer stock kami tersisa tidak banyak. Sebagian besar beras yang diberikan dari provinsi sudah dibagikan untuk korban banjir. Tetapi, dengan adanya penetapan status tanggap darurat bencana banjir, BPBD dapat menggunakan dana BTT. Nanti kami akan hitung kembali berapa usulan dan kebutuhan untuk penanganan banjir,” katanya.
Saat ini pihaknya tengah fokus menangani banjir ke beberapa wilayah. Setelah menyalurkan paket bahan pokok bersama Wabup Kotim Irawati dan Dinsos Kotim ke Desa Hanjalipan sebanyak 125 paket pada Sabtu (10/9) lalu, dilanjutkan penyaluran ke Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean pada Minggu (11/9).
Pada Selasa (13/9) sore, Tim BPBD, Wabup, dan Dinsos Kotim dalam perjalanan menuju Kelurahan Kuala Kuayan, Kecamatan Mentaya Hulu untuk mengecek kondisi banjir, sekaligus menyalurkan bantuan paket bahan pokok.
”BPBD sudah bawakan 50 paket dan Dinsos bawa 25 paket. Kami sekarang masih di perjalanan menuju Kuala Kuayan,” katanya.
Menurutnya, banjir di Kotim terus meluas. Kini ada lebih dari 25 desa dari 7 kecamatan yang dilanda banjir, di antaranya Parenggean, Kotabesi, Cempaga Hulu, Bukit Santuai, Mentaya Hulu, Antang Kalang, dan Telaga Antang.