Para Tersangka 1,196 Ton Sabu-Sabu Terancam Hukuman Mati

Kapolri Sebut Jalur Laut Jadi Alternatif Penyelundupan Besar

sabu
ilustrasi sabu

”Saya minta (narkoba) ini terus diberantas, mulai hulu sampai hilir. Saya juga minta seluruh Kapolda, Kapolres, kalau ada anggota yang terlibat, pecat, pidanakan, dan berikan hukuman maksimal,” tegas dia.

Dia mengungkapkan, Indonesia menjadi pasar menjanjikan bagi jaringan narkoba internasional Timur Tengah karena jumlah penggunanya termasuk tinggi. Jalur laut menjadi salah satu alternatif untuk mengirimkan narkoba dalam jumlah besar.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno Halomoan Siregar mengakui, jalur laut memang menjadi salah satu pilihan untuk melakukan penyelundupan. Pantai selatan Jabar termasuk pintu masuknya. Selain Pangandaran, tambahnya, pada 2012 pihaknya menggagalkan upaya penyelundupan di Ujung Genteng, Sukabumi, Jabar. Lalu, berulang lagi pada 2020 di Pelabuhan Ratu dan Sukabumi.

”Penyelundupan (narkoba) dalam jumlah besar paling banyak lewat jalur laut. Tapi, tidak tertutup kemungkinan berulang modus seperti tahun-tahun lalu melalui jasa kontainer. Yang pasti bukan kurir lewat udara karena terbatas (secara jumlah yang bisa diselundupkan, Red),” jelas dia.

Untuk upaya pencegahan, pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait seperti Ditjen Bea dan Cukai, Bakamla, hingga TNI Angkatan Laut. Upaya itu penting karena pemberantasan narkotika tidak bisa dilakukan secara mandiri. Sebab, dinamikanya sangat tinggi.

Baca Juga :  PWI Kotim Terbaik Umum Kedua Time Rally Bupati Cup 2023

Strategi lain untuk memutus rantai adalah penegakan hukum, sosialisasi bahaya narkoba, serta rehabilitasi terhadap pecandu dan penyalah guna narkotika. Para tersangka dihukum berat sampai dimiskinkan.

Dia menduga jaringan atau sindikat narkoba internasional bekerja sama dalam mengirimkan sabu-sabu ke Indonesia. Dugaan tersebut berdasar analisis dari sejumlah pengungkapan yang terjadi.

”Bareskrim Polri sebelumnya berhasil mengungkap (penyelundupan sabu-sabu). Namun, TKP bukan di Jabar, melainkan di perairan Aceh sana. Tentunya kami akan menganalisis terus. Dari segi barbuk, analisis kami, kami yakini produksi dari Afghanistan yang mengendalikan jaringan dari Timur Tengah,” ungkap dia. (cr1/b/bbb/c14/ttg)



Pos terkait