”Ini kedua kalinya kami sidak. Situasi jalan tidak ada perkembangan signifikan. Dari tinjauan pertama yang hancur, sekarang tinjauan kedua semakin hancur. Kami meminta ketegasan pemerintah terkait status jalan ini,” ujarnya.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kotim Nadie Enggon menambahkan, sebelumnya Pemprov Kalteng menjanjikan akan mengucurkan anggaran Rp 10 miliar untuk memperbaiki ruas jalan lingkar selatan.
”Kami di Komisi IV akan memperhatikan masalah ini. Kami akan koordinasikan dengan instansi terkait, termasuk masalah kepastian perbaikan jalan lingkar selatan ini,” kata Nadie.
Anggota Komisi IV lainnya, Bima Santoso berharap Pemprov Kalteng menepati janji memperbaiki ruas jalan lingkar selatan, karena sangat penting bagi aktivitas ekonomi masyarakat.
”Kalau jalan ini rusak parah dan tidak bisa dilewati, nanti jadi alasan truk masuk melintasi jalan dalam kota dan akhirnya jalan dalam kota rusak lagi. Kami berharap Pemprov segera memperbaiki jalan ini,” tegasnya.
Juma’in, salah seorang sopir truk yang melintas di jalan tersebut berharap pemerintah segera memperbaiki kerusakan jalan. Ruas itu dikhawatirkan akan bertambah parah, sehingga sangat mengganggu aktivitas masyarakat.
”Selama ini kami sudah mengikuti arahan pemerintah untuk melintasi jalan ini. Jadi, tolong jalannya diperbaiki. Sekarang ini jalannya kembali rusak. Ini sangat mengganggu,” ujarnya.
Sejumlah sopir lainnya yang melintas menuturkan, kondisi jalan yang dilalui masih layak. Namun, jika dilewati dalam kondisi hujan, akan berpotensi rusak parah lagi.
”Kalau hujan dan kami bawa beban pastinya pengaruh. Kalau timbunan begini tidak bertahan lama. Apalagi dilihat sendiri beban truk yang melintas sampai menggoyang jalan,” kata Juma’in.
Menurutnya, jika jalur itu kembali rusak parah, pihaknya tak ada pilihan selain melintasi jalan dalam Kota Sampit. ”Kalau jalur ini rusak, terpaksa masuk jalur kota lagi karena memang tidak ada jalan lain lagi,” ujarnya.
Penanganan Terhenti
Sementara itu, bantuan sumbangan material agregat dari berbagai pihak dan perusahaan untuk perbaikan jalur lingkar selatan terhenti. Padahal, progres perbaikan jalan yang dikerjakan secara gotong royong itu baru ditangani sekitar 25 persen.