Perjalanan Masjid Babussalam Sampit, Dari Langgar hingga Menjadi Masjid Besar

Jelajah Masjid di Kota Sampit selama Ramadan (7)

masjid babussalam
Masjid Babussalam yang berlokasi di Jalan Manggis V, Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan MB Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

Masjid Babussalam dapat menampung kapasitas 600 jemaah dan sudah memiliki Pos Jaga serta 4 titik CCTV yang dipasang lima tahun lalu.

”Selama ini saya belum pernah mengajukkan proposal bantuan ke pemerintah, tidak pernah juga minta-minta. Operasional masjid diperoleh dari kotak amal yang terkumpul dari jemaah setiap Jumat sekitar Rp1,5 – 2 juta dan salat ied terkumpul Rp4-5 juta yang sekarang kas masjid sudah terkumpul Rp150 juta,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Meski demikian, berkembangnya Masjid Babussalam tak lepas dari uluran tangan para dermawan.

”Perkembangan Masjid Babussalam ini tidak lepas dari dua orang ini, Pak Machmoer Ketua Yayasan Masjid Babussalam dan Pak Winarto Pengusaha yang dulu mewakafkan tanah Ponpes Saadad. Sejak diketuai Pak Machmoer, saya selalu diberikan insentif setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup,” ucap Rusdi yang sudah memiliki lima anak ini.

Baca Juga :  Petani Lamandau Perlu Bantuan untuk Dongkrak Hasil Produksi

Selama Ramadan 1445 Hijriah tahun ini, Masjid Babussalam juga rutin melaksanakan ibadah salat sunnah tarawih 20 rakaat dan 3 rakaat witir yang di Imami Muhammad Sajali (30), Makinum Amin (35), Abdul Hamid (18)m dan Rusdiyanto sendiri secara terjadwal.

Setelah salat tarawih dilanjutkan tadarus Quran, salat tahadjud bacaan 1 Juz setiap jam 2 dini hari, sahur bersama santri, tadarus Quran khusus warga yang sudah tua dan menyediakan buka puasa bersama 80-100 porsi.

Adapun program ibadah rutin di luar Ramadan, Masjid Babussalam juga mengadakan pengajian ilmu tasawuf setiap Sabtu pagi, pengajian ilmu fiqih setiap malam Jumat, pengajian ibu-ibu komplek Perumahan Cahaya Permai setiap Sabtu sore.

“Masjid Babussalam juga mengadakan silaturahmi ke rumah warga setiap seminggu sekali kepada warga yang mengalami sakit atau memerlukan bantuan,” katanya.

Selama kurang lebih 21 tahun aktif mengurus masjid dan mengajarkan anak-anak santri, Rusdi telah melalui perjalanan hidup yang cukup berat.

Kembali pada ceritanya di tahun 2003, musibah kebakaran menimpa Toko Khalida Bakery yang sekarang menjadi Ikon Jelawat. Musibah itu membuat Rusdi tidak digaji selama tiga bulan.



Pos terkait