Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto sebelumnya memberikan pernyataan resmi terkait insiden penembakan warga Desa Bangkal, Rabu (11/10), di Mapolres Kotim, Sampit. Dia menegaskan, kasus itu masih diusut mendalam. Nanang juga memastikan investigasi diupayakan transparan.
”Saya mohon maaf. Hal ini tentunya melukai perasaan pihak keluarga. Sekali lagi, kami mohon maaf atas peristiwa yang terjadi. Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran buat kita semua agar tidak terulang,” kata Nanang.
Nanang menegaskan, proses investigasi masih terus berjalan. Dia berharap investigasi yang dilakukan pihaknya dapat dilakukan transparan dan akurat, sehingga peristiwa yang terjadi di Desa Bangkal terungkap sepenuhnya.
”Tentunya investigasi ini perlu waktu, sehingga nanti bisa menentukan apa yang terjadi di dalam permasalahan ini,” katanya.
Pada insiden yang terjadi Sabtu (7/10) lalu itu, seorang warga Seruyan, Gijik (35) tewas dengan dada berlubang karena ditembus peluru. Dua orang lainnya luka-luka karena hal yang sama dan masih menjalani perawatan.
Sementara itu, Pemprov Kalteng bersama pihak terkait menggelar mediasi penyelesaian konflik perkebunan di Desa Bangkal, Kamis (12/10) di aula Jayang Tingang, kompleks Kantor Gubernur Kalteng.
Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Herson B Aden mengatakan, kegiatan tersebut mendengar berbagai masukan dari berbagai pihak, baik kabupaten maupun aparat untuk mencari solusi menyelesaikan persoalan. Hasilnya dilaporkan ke Gubernur Kalteng Sugianto Sabran yang masih berada di Jakarta.
”Yang hadir PJ Bupati, polda, polres, dan berbagai pihak. Untuk perusahaan belum. Nanti akan disampaikan. Kondisi di Bangkal saat ini masih kondusif,” ujarnya.
Aden melanjutkan, dalam waktu dekat akan digelar pertemuan kembali dengan mengundang masyarakat dan perusahaan. ”Pemerintah bergerak cepat dan mencari solusi yang terbaik bagi masyarakat,” katanya. (tim)