Ia memiliki reputasi kuat untuk branding dan memiliki beberapa restoran yang cukup sukses. Meski masih terbilang baru di dunia politik, Kaesang dianggap memiliki potensi besar karena popularitas dan karismanya di kalangan generasi muda. Mereka menganggap langkahnya untuk terjun ke politik sebagai upaya untuk memberikan kontribusi lebih bagi bangsa.
Keuntungan dan Kesempatan
Duet Anies Baswedan dan Kaesang sangat menguntungkan secara taktik. Anies, yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di Jakarta, dapat menjadi mentor yang baik bagi Kaesang, yang masih muda dan dinamis. Dengan kombinasi ini, orang dapat bekerja sama dengan baik untuk menjalankan pemerintahan.
Dengan popularitasnya dan pendekatan kreatifnya, Kaesang dapat menarik pemilih muda, yang merupakan bagian penting dari setiap pemilu. Selain itu, latar belakang pengusaha Kaesang dapat memberikan perspektif baru untuk mengelola Jakarta, khususnya dalam hal ekonomi kreatif dan pemberdayaan UMKM.
Kolaborasi antara pengusaha muda dan politikus berpengalaman dapat menghasilkan kebijakan yang lebih segar dan inventif yang mampu menjawab tantangan zaman.
Tantangan dan Hambatan
Meskipun demikian, duet ini juga menghadapi masalah besar. Pertama, ada kemungkinan bahwa Anies Baswedan dan Kaesang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda.
Anies Baswedan yang lebih berpengalaman mungkin memiliki perspektif yang berbeda dari Kaesang yang lebih muda dan progresif. Agar kolaborasi ini berfungsi dengan baik dan harmonis, sangat penting untuk memiliki visi yang sama.
Kedua, rekam jejak Anies yang kontroversial dapat menghalangi masyarakat untuk mendukungnya sepenuhnya. Beberapa kebijakan yang dilakukan Anies selama menjabat sebagai gubernur mungkin masih menimbulkan keraguan bagi sebagian orang.
Akibatnya, penting bagi Anies untuk meyakinkan publik bahwa dia dan Kaesang memiliki kemampuan untuk mengubah Jakarta.
Ketiga, popularitas Kaesang sebagai putra Presiden Jokowi mungkin berbahaya. Karena asosiasinya yang positif dengan presiden, hal ini bisa mendapatkan banyak dukungan, tetapi juga dapat menimbulkan anggapan bahwa Kaesang hanya mengandalkan popularitas ayahnya tanpa kemampuan politik yang baik.