Sutriso mengatakan dari 23 poliklinik yang tersedia di rumah sakit, ada 7 klinik diantaranya Klinik Jantung, Paru, Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Ogyn (kandungan), jiwa yang sudah bisa langsung diterbitkan SEP sehingga pasien yang datang tinggal merujuk langsung ke klinik yang dituju. Sedangkan, 12 klinik lainnya tetap harus melakukan proses penerbitan SEP di lantai dua.
“Alur pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan bisa dilakukan lewat aplikasi Mobile JKN dan bisa juga mendaftar on site kioska atau menggunakan antrean pendaftaran mandiri dilantai 1 yang juga terintegrasi secara online tetapi khusus pasien yang datang di rumah sakit. Harapan kita, semua masyarakat menggunakan layanan Mobile JKN sehingga tidak perlu lagi mengurus pendaftaran di lantai 1,” katanya.
Kelebihan penggunaan Mobile JKN, masyarakat yang ingin berobat bisa mendaftar sehari sebelumnya tanpa harus datang antre ke rumah sakit dan pada hari H berobat bisa melakukan check in pasien dengan jarak 500 meter- 1 km dari rumah sakit.
“Pasien yang sudah berhasil mendaftar dan mendapatkan nomor antrean, besokannya check in tidak perlu lagi antre lagi. Khusus untuk tujuh klinik yang dimaksud bisa langsung diarahkan ke klinik di lantai tiga, tetapi kalau menggunakan layanan pendaftaran on site kioska menggunakan mesin APM tetap harus berproses di lantai dasar,” katanya.
Lebih lanjut dr Sutriso mengatakan, 84 persen pasien rawat jalan yang berobat ke RSUD dr Murjani Sampit merupakan pasien peserta JKN. Sehingga, penerapan penggunaan aplikasi JKN Mobile harus diterapkan.
“Sampai saat ini baru 10 persen peserta JKN yang menggunakan aplikasi JKN Mobile. Penerapan antrean online ini memang menjadi tantangan bagi kami semua. Tidak hanya kendala jaringan LAN dan internet tetapi kendala di masyarakatnya. Karena, masih banyak masyarakat yang belum punya smartphone, kalau pun punya banyak yang gaptek menggunakannya, tidak tahu cara mendownload, bilangnya susah gagal melulu, ternyata kuota internetnya lagi yang enggak ada,” katanya.
