SAMPIT, radarsampit.com – Kemarau panjang tahun ini menimbulkan kebakaran hutan dan lahan cukup parah. Hampir setiap hari api berkobar di berbagai titik. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur bersama tim gabungan pun kewalahan memadamkan api. Tokoh agama pun mulai mendorong semua pihak untuk menggelar istighozah dan istisqa (salat minta hujan).
”Segala upaya pemadaman telah dilakukan. Larangan bakar lahan juga disuarakan. Tapi kebakaran masih terjadi dimana mana. Sebagai tokoh agama, kami menyarankan semua pihak menggelar salat istisqa. Mari kita memohon pertolongan kepada Allah SWT agar diturunkan hujan,” ujar Ustaz H Syarifuddin, Senin (11/9/2023).
Syarifuddin mengatakan, kemarau tidak hanya menimbulkan kebakaran hutan dan lahan, tapi juga mengakibatkan asap tebal. Kabut asap membuat aktivitas pendidikan, sosial, dan ekonomi terganggu. Bahkan asap mulai berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Dinas Kesehatan Kotim mencatat, kasus ISPA meningkat dari 2.020 kasus pada Juli menjadi menjadi 2.708 kasus pada Agustus.
Kemarau juga memicu krisis air bersih di wilayah selatan Kotawaringin Timur. Sebab, air tanah dan sungai di daerah Mentaya Hlir Selatan dan Teluk Sampit mulai terasa asin akibat intrusi air laut.
”Saat ini hujan sangat dinantikan. Ini waktu yang tepat untuk melaksanakan salat istisqa, saatnya mengetuk pintu langit. Saya meminta pemerintah kabupaten, Kementerian Agama, MUI, NU, Muhammadiyah, Dewan Masjid Indonesia, dan para organisasi keagamaan untuk segera melakukan aksi bersama masyarakat untuk melaksanakan salat istisqa,” ujar tokoh agama yang humoris ini. (yit)