Itu pun sebagian besar pasien masih menumpuk di RSUD dr Murjani Sampit. Berbanding jauh dengan Kota Palangka Raya yang memiliki sekitar tujuh rumah sakit.
Padahal, jumlah penduduk Kotim terbanyak di Kalteng. Ditambah lagi banyaknya perusahaan perkebunan dan pertambangan di Kotim, cukup banyak mendatangkan warga dari luar daerah yang mungkin belum terdaftar sebagai warga Kotim, tetapi memerlukan pelayanan kesehatan.
”Rumah sakit yang ada di wilayah kita sekarang tidak bisa menampung itu. Apalagi kalau saat paparan penyakit cukup tinggi, seperti diare pada musim pancaroba. Rumah sakit kita kewalahan menangani itu,” ujarnya. (ang/ign)