”Kalau musim kemarau itu biasanya di sana ada aktivitas pembukaan lahan yang dibakar. Jadi, kalau tidak ada yang membakar, kalaupun ada El Nino ya bisa biasa saja. Tapi kan di sana memang sudah kebiasaan begitu,” ucapnya.
Selain karhutla, dikatakan Dodo, tentunya juga akan berdampak terhadap terjadinya kekurangan air. Baik untuk keperluan minum maupun persawahan. Khususnya di daerah yang selama ini memang sering kesulitan air saat musim kemarau biasa. Karena itu, ada upaya untuk menambah jumlah air yang masih bisa turun sebagai hujan. Yakni dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Utamanya untuk mengisi sumber-sumber tempat air seperti waduk. (ang/ign)