Siap-Siap! Politik Uang dalam Pemilu 2024 Diprediksi Makin Brutal

ilustrasi money politik
ilustrasi politik uang

SAMPIT, radarsampit.com – Praktik curang pesta demokrasi berupa politik uang diprediksi akan lebih brutal dimainkan dalam Pemilu 2024. Persaingan caleg bakal sengit karena jumlahnya yang banyak, sehingga politik uang bisa digunakan untuk mendulang suara sebanyak-banyaknya.

”Kalau saya melihat, potensi terjadinya politik uang atau sejenisnya akan lebih besar di pileg ini, karena pesertanya lebih banyak. Selain itu, para kontestan akan berlomba-lomba karena di kalangan caleg  mengakui jika memang politik uang itu memang salah, tapi kalau tidak diikuti akan kalah,” kata Reno, caleg dari dapil Cempaga, Kamis (4/1/2024).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, praktik para caleg yang ada sejatinya merupakan warisan politik sebelumnya, sehingga tidak mungkin diubah lagi oleh satu dua orang caleg. ”Kecuali semua caleg punya komitmen dan konsisten untuk sama-sama mengharamkan politik uang. Karena pendahulu sudah terjadi dan caleg saat ini hanya mengikuti,” katanya.

Dia melanjutkan, masyarakat saat ini sebenarnya sudah muak dengan janji politik caleg saat kampanye. ”Karena ketika terpilih tidak pernah ada realisasi dan justru dilupakan, sehingga masyarakat tidak bisa kita salahkan, karena ini warisan politik yang sudah salah dari sejak lama. Kalau tidak mengikuti pola itu, ya sudah. Artinya kekalahan sudah di depan mata,” katanya.

Baca Juga :  2.948 Warga Terdampak Bencana, Pemkot Palangka Raya Tetapkan Siaga Darurat Banjir

Reno mengakui, uang memang faktor penentu untuk menentukan jumlah suara yang akan diraih nantinya. Uang menjadi amunisi utama untuk sosialisasi, mencetak APK, kalender, kartu nama, dan lain sebagainya. Selain itu, ada pula ongkos datang ke TPS sebagai pengganti pemilih meluangkan waktu datang ke TPS.

”Kalau ada caleg yang tidak mengeluarkan dana, itu mustahil. Karena pertarungan pileg ini tidak hanya semata-mata faktor ketokohan dan elektabilitas saja, tetapi isi tas juga menentukan untuk mendulang suara,” kata Reno.

Dia mengakui pernah gagal dalam pileg sebelumnya. Hal jadi pelajaran berharga. Kala itu dia menghabiskan uang ratusan juta dengan perolehan suara sekitar 800 suara. Meski begitu, dia melihat finansial bukan segalanya, tetapi harus dipadukan dengan strategi dan taktik.



Pos terkait