Skandal Persalinan Oknum Bidan Pasang Tarif Mencekik

Turunkan Harga setelah Diprotes, Kesehatan Ibu dan Bayi Bermasalah setelah Melahirkan

bidan
Ilustrasi. (M Faisal/Radar Sampit)

Oknum bidan mengaku mendapat informasi terkait masalah tersebut dari teman-temannya sesama bidan. Di sisi lain, pihak keluarga pasien dan bidan kembali bertemu, hingga akhirnya disepakati tarif persalinan hanya sebesar Rp 5 juta yang telah disetorkan di awal.

Sri Rahma, kakak pasien yang melahirkan mengatakan, pihaknya telah menyetorkan uang sebesar Rp 5 juta untuk biaya persalinan. Pihak keluarga sudah bertemu bidan tersebut untuk dilakukan mediasi.

Bacaan Lainnya

”Kemarin kami sudah mediasi, kami sudah ketemu dengan bidannya,” katanya.

Dari mediasi tersebut kata Rahma, bidan tersebut mau bertanggung jawab atas kondisi pasien yang dia bantu saat proses persalinannya. Terkait kondisi pasien pascamelahirkan yang memprihatinkan dan masih harus menjalani perawatan, pihak keluarga awalnya ingin menuntut bidan tersebut.

”Masih dimusyawarahkan. Bidannya sudah ngomong mau bertanggung jawab menangani ibu bayi (pasien), jadi ada kemungkinan kami mencabut tuntutan,” ujarnya.

Bayi yang dilahirkan adiknya tersebut merupakan anak pertama dan masih berada di ruangan anak. ”Alhamdulillah, kondisi bayi sudah membaik. Ibu bayi juga sudah mulai membaik. Tapi, tiga bulan ke depan masih harus diobservasi. Ada kemungkinan lukanya dijahit ulang,” jelasnya.

Baca Juga :  Presiden Minta Harga Tes PCR Murah, Tarif di RSUD dr Murjani Sampit Masih Selangit, Kenapa?

Rahma berharap kejadian yang menimpa adiknya tidak terulang pada ibu hamil lainnya. Dia juga berharap bidan yang menangani persalinan adiknya bisa bertanggung jawab.

”Semoga kejadian ini jangan sampai menimpa ibu hamil lainnya, sehingga tidak ada korban lagi seperti ini,” ujarnya, seraya menambahkan, peristiwa itu membuat bidan yang menangani adiknya dipanggil Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kotim dan Dinas Kesehatan.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua IBI Kotim Mursyidah menolak berkomentar terkait kasus tersebut. ”Mohon maaf. Saat ini saya tidak bisa komen apa-apa ya. Kami masih dalam proses,” ucapnya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi saat dihubungi Radar Sampit mengatakan, pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan klarifikasi ke lapangan. ”Tim yang terdiri dari IBI, Kabid Yankes, Kabid Kesmas, dan lainnya turun ke tempat bidan bersangkutan,” katanya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *