SAMPIT, RadarSampit.com-Suasana mendekati Lebaran Ketupat sedikit terasa di Kota Sampit dan sekitarnya. Tradisi yang konon dibawa para Wali penyebar agama Islam di Pulau Jawa ini, biasanya jatuh pada hari ke-8 setelah Hari Raya Idul Fitri. Atau setelah selesai melaksanakan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal.
Suasana itu terlihat ketika kita mengunjungi pasar-pasar tradisional. Terlihat beberapa pedagang menjajakan bungkus ketupat, dengan beberapa ukuran, terbuat dari anyaman daun kelapa dan daun nipah.
Harganya bervariasi, rata-rata mulai dari Rp 5000 per bungkus hingga ada yang sampai puluhan ribu rupiah, per satu ikat terdiri dari beberapa bungkus ukuran besar. Selain itu, dalam bungkusan ketupat, juga ada yang sudah berisi beras, hingga ada pula yang isinya sudah masak dan siap dikonsumsi.
”Kalau yang dari daun nyiur (kelapa) biasanya kosongan. Kalau yang dari daun Nipah ada jua yang sudah berisi, ada juga yang kosong,” ujar Ani (30), salah satu pembeli bungkusan ketupat di Pasar Keramat, Kecamatan Baamang, kemarin (28/4).
Wanita berdarah campuran Jawa dan Banjar ini mengaku tetap merayakan lebaran ketupat secara sederhana bersama keluarganya di Sampit. ”Kita masak-masak sederhana saja. Seperti bikin soto atau dimasak opor,” sahutnya lagi. Dan menurutnya, membeli bungkusan ketupat tentu lebih praktis dari pada membuatnya sendiri.
Beberapa penjual bungkus ketupat di pasar tersebut, cukup merasakan keuntungan berjualan bungkus ketupat pasca lebaran IdulFitri. Mendekati Lebaran Ketupat, dalam sehari rata-rata bisa meraup keuntungan ratusan ribu rupiah.
”Alhamdulillah, jualan bungkus ketupat semenjak sebelum lebaran terus laris. Bisa dua kali lipat dari hari biasanya. Per hari saya bisa membawa pulang Rp400 ribu,” ujar Imah, salah satu pedagang.
Selain bungkus ketupat yang jadi, beberapa pedagang juga menjual daun kelapa atau biasa disebut janur sebagai bahan bakunya. Per lembar daun kelapa dihargai mulai dari Rp1000.
Diinformasikan, makna dibalik Lebaran Ketupat antara lain, sebagian masyarakat mengartikan kerumitan anyaman bungkus ketupat sebagai macam-macam kesalahan manusia. Sedangkan warna putih ketupat ketika dibelah dua mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah mohon ampun atas kesalahan. Sementara beras sebagai isi ketupat pada Lebaran Ketupat, diharapkan menjadi lambang kemakmuran setelah hari raya.(gus)