Teror dan Ketakutan, Tentara Berjaga Siang-Malam, Situasi Kalteng Mirip Perang

Jejak Pembantaian Anggota Partai Terlarang di Kalteng (3)

cover radar sampit perburuan partai terlarang
Cover Radar Sampit edisi operasi penumpasan PKI di Kalteng puluhan tahun silam, terbit 30 September 2014. (Muhammad Faisal/Radar Sampit)

Kuatnya pengaruh militer saat itu membuat warga berusaha sebisa mungkin tak terlibat dan tidak terlihat mencurigakan. Warga juga tak bisa membela tetangga, teman, dan kerabatnya yang ditangkap.

”Kita sulit bertanya, karena kalau mau tanya ada indikasi (terlibat). Kita manut, kita tak ingin ikut campur. Membela mereka yang ditangkap sama sekali tak bisa. Jadi, kita berusaha supaya tak terlibat,” tutur Sabran.

Bacaan Lainnya

Situasi mencekam dan penuh ketakutan itu berlangsung selama beberapa tahun. Sabran mengingatnya sampai sekitar tahun 1970-an. Selama rentang waktu itu, penangkapan terus berlangsung.

Warga biasa yang tak tahu menahu, hanya bisa menyaksikan dan mendengar adanya penangkapan. Tak ada yang tahu pasti jumlah orang yang ditangkap atau bahkan dibunuh.

Menyisir Desa

Kisah tentara yang memburu anggota PKI juga masih melekat sebagian dalam ingatan Etnan Daniel secara samar-samar. Saat itu ia tinggal di Kuala Kurun, menjadi ajudan seorang pejabat di wilayah itu.

Baca Juga :  Semak Belukar Berkobar, Diduga Sengaja Dibakar

”Hampir semua desa saat itu didatangi tentara. Mereka mencari anggota PKI,” kata Etnan.

Etnan juga pernah menyaksikan langsung sebuah drama penangkapan. Saat itu, sekitar tahun 1966, ia baru sampai di Palangka Raya melalui sungai menggunakan kelotok. Ia kemudian diajak bermalam oleh kawannya, sopir seorang pejabat di Pemerintah Kodya Palangka Raya, di sebuah rumah. Saat ia melepas lelah, tentara datang.

Etnan tak tahu ada berapa tentara yang saat itu. Mereka langsung membawa sejumlah orang dalam rumah tersebut. ”Yang tersisa di rumah itu cuma saya dan kawan saya itu,” ujar Etnan.

Etnan dan sopirnya hanya bisa bengong dan suasana berubah lengang setelah sejumlah orang dibawa pergi. Keesokan harinya, Etnan langsung buru-buru kembali ke kampungnya di Kuala Kurun.

Etnan tak tahu persis berapa banyak orang yang ditangkap di masa itu. Meski demikian, memori Etnan masih merekam suasana ketegangan saat itu. Masyarakat diliputi rasa takut karena aparat bersenjata terus berkeliaran menyisir anggota PKI. Cerita penangkapan demi penangkapan terus berlangsung. Kedamaian di “Huma Betang” terkoyak selama beberapa tahun. (ign/bersambung)



Pos terkait