Sebelumnya, Susanto, sopir truk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), mengatakan, dirinya masih berupaya melintas jalur lingkar selatan, karena masih bisa dilewati. Akan tetapi, kerusakan yang terjadi semakin parah.
Para sopir truk CPO waswas mengangkut hasil produksi sawit dengan muatan hingga sepuluh ton. Berat tersebut melebihi batas toleransi jalan yang bisa diberikan untuk angkutan melintas di jalanan Kota Sampit yang hanya delapan ton.
”Kalau kami orang lama yang sering lewat jalan ini sudah menguasai jalur-jalur amannya. Kalau salah ambil jalur bisa saja terbalik atau celaka, karena ada lubang yang tergenang air dan ternyata dalam. Bisa bikin oleng truk bermuatan,” katanya.
Akibat kerusakan itu, intensitas truk yang melintas jalur dalam kota cenderung meningkat. Baik dari arah Pelabuhan Bagendang ataupun sebaliknya. Melalui penanganan sementara yang dilakukan Pemkab Kotim, artinya angkutan tersebut bakal dilarang keras melintas jalanan kota. (hgn/ign)