Judha menyampaikan bahwa pemulangan tersebut buah kerja sama banyak pihak. “Pemulangan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Luar Negeri, KBRI di Yangon, Mabes TNI,BNPB, dan BP2MI,” sambungnya.
Sebelum dipulangkan, kata Judha, para WNI itu melalui proses sesuai hukum di Myanmar, termasuk pembayaran denda keimigrasian secara mandiri. Setelah proses tersebut selesai, mereka langsung dipulangkan kembali ke Indonesia. Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha menambahkan, 14 WNI tersebut memang diduga telah menjadi korban TPPO.
Mereka diketahui sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan online scam di Laukkaing, Shan State, yang berbatasan dengan Tiongkok. “Mereka telah ditampung di KBRI Yangon sejak 23 Juni 2023,” ujar Judha dalam keterangan resminya. Para WNI itu berasal dari Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. ”Pemulangan (WNI) ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Luar Negeri, KBRI di Yangon, Mabes TNI,BNPB, dan BP2MI,” sambungnya.
Sebelum dipulangkan, kata dia, para WNI ini telah melalui proses sesuai hukum di Myanmar, termasuk pembayaran denda keimigrasian secara mandiri. Setelah proses tersebut selesai, mereka baru dipulangkan kembali ke Indonesia . Judha mengatakan, pemulangan 14 WNI terduga korban TPPO dari Myanmar ini menegaskan kembali komitmen pemerintah dalam melindungi WNI di tengah situasi keamanan yang rumit di Myanmar.
Diplomasi terus dilakukan KBRI Yangon dengan semua pihak terkait untuk bisa menyelamatkan para korban. Di sisi lain, Judha menggaris bawahi soal pentingnya memperkuat langkah-langkah pencegahan. Termasuk penegakan hukum yang tegas terhadap perekrut dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai modus penipuan sebagai online scammer. “Pendekatan kita harus komprehensif. Tidak bisa hanya jadi pemadam kebakaran ketika kasus muncul,” tegasnya.
Pasalnya, ancaman TPPO juga terjadi di negara-negara lainnya. Seperti di Filipina. Pada tanggal 26-27 Juni 2023, Philippines National Police (PNP) didampingi Perwakilan Asing di Manila, termasuk KBRI Manila, kembali melakukan operasi penyelamatan terhadap berbagai warga negara asing yang bekerja di perusahaan online scam di Metro Manila.