Di lokasi itu, dia juga menerima laporan dari Satpol PP yang menyebutkan, sebelumnya Kecamatan MB Ketapang telah melayangkan peringatan tegas untuk segera membongkar warung berkonstruksi kayu itu. Namun, pada warung tersebut tak juga dibongkar.
”Mereka sudah diberikan surat peringatan oleh kecamatan untuk membongkar, tetapi tidak dilakukan. Tetap saja masih ada aktivitas seperti ini. Saya peringatkan dengan tegas. Kalau sampai saya melihat masih ada yang melakukannya lagi, saya minta Satpol PP tindak tegas dengan membongkar paksa,” ujarnya.
Sementara itu, bagi Rinie, dunia malam begitu mengerikan. Sebagai perempuan, dia mengaku selalu tidur di awal waktu dan tidak terbiasa bergadang, apalagi menikmati dunia malam. Namun, kali ini dia dibuat kaget setelah menyaksikan langsung aktivitas masyarakat di malam hari. Salah satunya mendapati perempuan yang diduga PSK.
“Saya baru kali ini keluar malam. Kaget dan syok rasanya. Seperti tidak bisa berkata-kata. Melihat perempuan malam-malam duduk-duduk di tempat yang tidak layak dan tidak seharusnya,” kata Rinie.
Rinie mengatakan, selama ini peraturan terkait rokok dan miras sudah biasa dibahas. Namun, tidak untuk persoalan prostitusi. ”Saya tahu perda rokok miras biasa kami bahas. Terkait prostitusi, belum dibicarakan secara tegas. Setelah melihat langsung, saya akan panggil Bapemperda, bagaimana supaya perdanya tidak mandul dan persoalan prostitusi bisa disikapi dengan tegas,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah daerah harus tegas menyelesaikan persoalan prostitusi dan tidak membiarkannya berlarut-larut. ”Saya miris mlihat yang seperti ini. Apalagi kaum perempuan tidak selayaknya menjatuhkan martabat sesama perempuan dengan mencari penghasilan menggunakan cara yang kotor,” katanya.
Rinie meminta pemerintah membongkar warung kopi berkedok prostitusi tanpa kompromi. ”Soalnya, jika tidak segera disikapi, bisa merusak moral daerah kita. Kita tidak tahu siapa-siapa pelanggannya. Takutnya anak pelajar atau siapa pun. Maka, persoalan ini harus segera ditindaklanjuti,” tegasnya. (hgn/ang/ign)