Wabup dan Ketua DPRD Kotim Pergoki Wanita Penghibur, Remaja Ngelem, Langsung Berikan Peringatan

Wakil Bupati Kotim Irawati menghampiri waria yang kepergok saat pihaknya melakukan operasi penertiban
PENERTIBAN: Wakil Bupati Kotim Irawati menghampiri waria yang kepergok saat pihaknya melakukan operasi penertiban, Kamis (4/3), menjelang dini hari.(HENY/RADAR SAMPIT)

Dia pun dengan tegas berulang kali berkata dalam setiap kesempatan wawancara agar tak memandang perempuan lemah dan tak bisa berbuat apa-apa. ”Jangan memandang karena saya perempuan tidak bisa melakukan banyak hal. Ayo, saya bilang ke Ibu Rinie, kita perempuan, kita tunjukkan kita bisa bekerja, kita langsung turun lapangan,” ucapnya.

Dia berangkat dari Kantor Setda Kotim memantau Stadion 29 November yang terlihat gelap gulita. Irawati dan rombongan juga memantau Kawasan Ikon Jelawat dan mendapati dua remaja, putra dan putri, sedang menikmati aroma lem. Keduanya lalu digiring ke mobil bak terbuka Satpol PP.

Bacaan Lainnya

Setelah menertibkan remaja ngelem, Irawati cs melanjutkan misi menyusuri Jalan Moh Hatta, jalur lingkar selatan. Tak memerlukan waktu lama, sidak tersebut mendapat target penertiban. Dua perempuan berusia sekitar 35 tahun ke atas terlihat menenteng tas dan berpakaian seksi. Keduanya duduk di depan warung yang tutup.

Baca Juga :  Lewat Pelabuhan Kumai, Ribuan Pemudik Mulai Tinggalkan Kalimantan Tengah

Irawati langsung menghampiri dan menanyakan maksud keberadaan mereka duduk di malam hari. ”Untuk apa duduk berdua malam-malam begini? Lebih baik pulang. Diingat anak dan suami di rumah,” ucapnya.

Dua perempuan itu dilepaskan dan hanya didata, lalu diizinkan pulang. Malam yang semakin larut dengan suhu udara dingin, tak membuat Irawati dan rombongannya menghentikan pemantauan.

Belum sampai sekitar 50 meter dari target pertama, mereka kembali memergoki aktivitas mencurigakan. Dua wanita penghibur terlihat duduk santai. Mereka duduk di warung kopi remang-remang dengan pencahayaan seadanya. Ada beberapa kopi kemasan rentengan menggantung di sebatang kayu dan tempat penyimpan air panas.

Di balik warung itu, terdapat bilik dilengkapi kasur seadanya. Suasananya gelap tanpa penerangan. Terlihat peralatan handbody, minyak urut, dan obat nyamuk di ruangan itu. Dari tampak luar, bangunan kayu itu menjorok sekitar 8 meter dari badan jalan. Di dalamnya terdapat empat bilik dengan fasilitas yang bervariasi.

Tepat di belakang bangunan kayu, terdapat ruang yang hanya cukup untuk menampung kasur berukuran single. Tak ada pintu, hanya tertutup terpal berwarna cokelat tua. Irawati yang nampaknya sudah tak kaget melihat aktivitas prostitusi di lokasi itu, dengan tegas memperingatkan pelaku pekerja seks komersial (PSK) agar tak mengulangi perbuatannya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *