Dia menyebutkan pola usaha produktif ini merupakan alternatif untuk merealisasikan kewajiban kepada masyarakat yakni program plasma 20 persen. Saat ini kendala yang dihadapi dalam realisasi plasma di perusahaan yakni terkendala ketersediaan lahan.
”Makanya kita arahkan untuk ekonomi produktif, selama ini mindset ekonomi produktif tidak pernah sukses,” kata Halikinnor.
Dia juga menegaskan bantuan usaha produktif di Desa Jemaras ini bisa ditingkatkan kapasitasnya, dari satu kandang menjadi tiga kandang, dan seterusnya.
”Saya apresiasi program yang diinisiasi Best Agro ini. Nanti bisa ditambah lagi oleh pihak perusahaan menjadi tiga kandang. Kalau ini nanti bagus pelaksanaannya maka pemerintah akan mendukung hingga peningkatan jalan produksi ke lokasi kandang ayam petelur ini,” kata Halikinnor.
Sementara itu, Kepala Desa Jemaras MB Suheru menjelaskan, program usaha ekonomi produktif ayam petelur ini merupakan hasil kemitraan dengan Best Agro International. Ini merupakan siasat untuk mencari peluang usaha selain program kebun plasma sawit 20 persen.
Menurutnya, masyarakat Desa Jemaras mengusulkan 10 kandang. Realisasi perdana yakni satu kandang dan kini sudah panen. ”Usaha ini sudah mulai berjalan sejak Juli dan kini sudah panen, dan hari ini diresmikan oleh pak bupati,” kata Suheru.
Program usaha produktuf ini dikelola oleh kelompok peternak dengan total 25 orang. Mereka mengelola secara profesional dan menargetkan pembangunan lima kandang lagi. ”Keuntungan pada akhirnya nanti akan dibagi kepada semua masyarakat,” katanya. (adv/ang/yit)