Dia lantas menunjukkan air terjun buatan setinggi 20 meter yang terinspirasi San Juan Curi Waterfall di Kolombia. Bagian atas air terjun yang berada di zona Crimson Wetland itu didesain mirip bukit bebatuan dengan lubang-lubang yang tersebar acak. ’’Di lubang itu, biasanya burung macaw ngadem atau bikin sarang,’’ jelas Joven.
Total ada tiga air terjun di Bird Paradise. Selain di zona Crimson Wetland, ada satu lagi yang terletak di Orchid Garden. Di kawasan itu ada beberapa tanaman anggrek yang tertata indah. Pembuatannya terinspirasi Air Terjun Curug Orok di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Orchid Garden merupakan salah satu bagian untuk mengenang jika dulu lokasi Bird Paradise adalah kebun bunga anggrek.
Air terjun ketiga berada di area luar Bird Paradise hingga Mandai Wildlife West. Air terjun yang terinspirasi Madakaripura di Probolinggo, Jawa Timur, itu memberikan kesegaran bagi siapa saja yang hendak masuk ke Bird Paradise. Semua air yang digunakan merupakan air hujan yang ditampung.
Upaya hemat energi selaras dengan tujuan konservasi Bird Paradise. Untuk energi listriknya, sebagian disuplai dari solar panel yang berjejer di samping Bird Paradise. ’’Tahun depan targetnya full solar panel,’’ tegas Joven.
Ada 10 zona di Bird Paradise dengan lebih dari 300 spesies burung. Rata-rata dikelompokkan berdasar daerah asalnya. Misalnya, Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Mereka juga punya koleksi burung predator. Termasuk yang ukurannya besar seperti cinereous vulture yang jika sayapnya terbentang lebarnya bisa mencapai 3,1 meter.
Highlight di Bird Paradise adalah area penguin. Ada empat jenis penguin yang dikoleksi. Yakni, Gentoo Penguin, King Penguin, Humboldt Penguin, dan Northern Rockhopper Penguin.
Mereka menempati teluk buatan yang dikelilingi akrilik seluas 3.000 meter persegi. Fungsinya menjaga agar suhu sama dengan habitat asli mereka di Pulau Macquarie, dekat Antartika di ujung selatan bumi. Yakni, sekitar 9–12 derajat Celsius. Di sekitarnya juga ada bongkahan es sehingga penguin tetap dingin.