Niang mengatakan, pesanan tidak hanya dari perorangan atau kelompok, namun juga datang dari sejumlah kementerian. Baru-baru ini, galeri Jawet Niang tersebut mendapat pesanan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebanyak 440 lembar masker. Sebelumnya, usaha kerajinan tersebut juga mendapat pesanan ratusan masker dari Kementerian Koperasi dan UMKM.
”Kalau untuk sekarang ini, banyak pesanan dari ibu-ibu di Kodim. Pesanan itu tidak hanya untuk mereka saja, tapi ibu-ibu dari Kodim ini memesan untuk dikirim ke teman-temannya di luar daerah,” ucapnya.
Dia mengaku tidak kesulitan memenuhi tingginya permintaan terhadap masker anyaman rotan. Pasalnya, bahan bakunya, baik kain dan rotan terbilang mudah didapat. Rotan yang digunakan kebanyakan didatangkan dari Barito Selatan, Pulang Pisau, dan Kapuas.
”Yang agak sulit itu mencari rotan setengah jadi yang siap dianyam. Kalau rotan yang bentuk bulat, di Kalteng ini kan berlimpah, jadi tidak sulit untuk mencarinya,” katanya.
Di satu sisi, dia juga berterima kasih kepada pemerintah melalui dinas terkait yang turut membantu memasarkan dan promosi hingga ke luar daerah. Tentu saja hal tersebut semakin membuat masker olahannya dikenal dan mendapat banyak pesanan dari berbagai pihak.
Tidak hanya dukungan dari pemerintah, usaha kerajinannya juga mendapat dukungan dari Bank Indonesia (BI) Kalteng. Selain membantu promosi, BI juga membantu modal untuk menunjang kegiatan produksi.
”Dengan adanya inovasi baru ini dan dukungan juga dari berbagai pihak, membuat usaha kerajinan rotan ini tetap bisa berjalan dan berproduksi. Tidak terlalu berpengaruh dengan dampak pandemi Covid-19,” tandasnya. (***/ign)