Dihadiri Ratusan Masyarakat hingga Pejabat, Mantan Bupati Ikut Diceramahi

Di Balik Pengajian Akbar Ustazah Mumpuni Handayayekti di Desa Sumber Makmur

ustadzah mumpuni
CERAMAH: Ustadzah Mumpuni saat memberikan ceramahnya di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Parenggean, Kotim, Sabtu (15/7).

”Dari materi pengajian, pembawaan ceramah, jadwal pengajian, sampai penampilan saya yang dikatakan gigi merongos juga dikritik. Katanya, ceramah udah lumayan, tinggal giginya aja dirapikan. Inikan sudah body shaming namanya,” tambahnya.

Kritikan yang mengarah pada bullyan itu tak ingin ia ambil hati. Mumpuni justru meminta saran dengan guru kiyai yang ia kenal. ”Saya minta saran gimana kalau gigi saya dibehel, kiyai jawab, ora usah lenjean, barangkali Allah menghendaki ceramahmu gara-gara gigi merongosmu,” ucapnya menirukan dialog kiyai yang masih ia ingat.

Bacaan Lainnya

Mumpuni langsung mengarahkan pandangan ke Irawati yang duduk lesehan di belakangnya. ”Ibu Wabup Kotim ini sosok perempuan yang dipilih Allah dan dipilih masyarakat menjadi pemimpin. Saya dengar ibu tadi katanya nyetir sendiri ke sini? Sosok perempuan berdikari. Jadi sosok pemimpin perempuan memang kodratnya gampang tersinggung, tetapi bagaimana kita bisa menjadikan sifat tersinggungan menjadi manfaat dengan tetap mengontrol emosi dan tak usah terlalu menanggapi kritikan pedas orang,” ujarnya.

Baca Juga :  Ketika Wilayah Selatan Kotim Masih Kesulitan Air Bersih 

Dalam ceramahnya, Mumpuni juga membahas keutamaan sikap ikhlas, fadilah sedekah, menjadi umat Islam yang sugih yang membawa manfaat, hingga membahas pekerjaan paling mulia di mata Allah.

”Ada empat pekerjaan yang paling mulia di mata Allah. Pertama, petani; kedua pedagang; ketiga pekerjaan profesi; keempat pejabat. Jadi, kalau peran pemerintah kurang, mohon maaf itulah sebabnya generasi muda enggak ada yang mau jadi petani. Karena itu, banggalah bapak ibu yang hadir malam ini bekerja menjadi petani, karena pekerjaan panjenengan itu paling mulia di hadapan Allah,” ujarnya.

Di akhir ceramahnya, Mumpuni bersyukur dan berterima kasih kepada masyarakat yang rela datang jauh-jauh. ”Saya melihat diparkiran dump truk berjejer. Katanya ada yang kesini naik truk. Truk biasa buat ngisi buah sawit, diisi manusia. Datang hujan-hujanan, pakaian basah, kerudung basah, saya doakan masyarakat yang datang kemari mendapatkan keberkahan manfaat dan terpenuhi segala hajatnya,” ujarnya.



Pos terkait