Diserang Kanker Payudara, Ibu Lima Anak Hanya Bisa Duduk, Perlu Uluran Tangan

Lurah Bukit Tunggal Subhan Noor menyerahkan kartu BPJS
PERLU PERHATIAN: Lurah Bukit Tunggal Subhan Noor menyerahkan kartu BPJS sekaligus melihat langsung kondisi Tri Yayu (44), penderita kanker payudara di Jalan Pasir Mas, Tjilik Riwut Palangka Raya, Minggu (22/5). (DODI/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA, RadarSampit.com – Sudah beberapa bulan ini Tri Yayu (44), ibu lima anak yang tinggal di Jalan Pasir Mas, Tjilik Riwut Palangka Raya, merasakan sakit berkepanjangan lantaran. Dia didiagnosa mengidap kanker payudara stadium tiga. Ukurannya sudah membesar seperti bola basket dan mengeluarkan aroma tidak sedap.

Penyakit itu berawal dari benjolan kecil dua tahun lalu. Kini, benjolan itu membesar dan menghitam. Meskipun berbagai pengobatan telah dijalani, belum ada perubahan. Bahkan kian parah dengan mengeluarkan nanah dan ulat.

Bacaan Lainnya

Tri Yayu merupakan janda beranak lima. Anak-anaknya, yakni Vivi (23), Iqbal (21), Regita (19), Sindi (16), dan Wahyuni (14). Sang suami sudah meninggal 2019 lalu akibat kelenjar getah bening. Rumah yang dia diami milik kerabatnya yang dipinjamkan. Tri pernah menjalani pengobatan medis, namun belum berhasil dan kini menjalani pengobatan herbal.

Yayu hanya bisa pasrah atas kondisinya sekarang dengan terus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mendapatkan kesembuhan. Dia memiliki semangat lantaran kelima anaknya selalu mendukung.

Baca Juga :  Warga Kotim Diminta Waspadai Penyakit Pascabanjir

”Saya yakin kesembuhan bisa datang dengan doa dan semangat dari semua. Berharap bisa ditangani secara optimal,” ujarnya.

Yayu menuturkan, awalnya dia merasakan sakit dan ada benjolan di atas bagian payudara. Setelah diperiksa, dia dinyakan mengidap kanker. Setelah divonis kanker, Yayu masih sempat bekerja selama satu tahun, lantaran menjadi tulang punggung keluarga usai ditinggal sang suami.

”Saat itu saya tidak memikirkan lagi kondisi, karena memang jadi tulang punggung. Saat dua tahun lalu divonis kanker, saya masih kerja karena anak-anak masih sekolah. Makanya sakit saya ketika itu terabaikan dan tidak berobat, meski kata dokter ada kanker ganas stadium tiga,” ujarnya.

Yayu melanjutkan,berbagai upaya telah dilakukan. Namun, penyakitnya tak kunjung membaik. Dia sudah mendapat saran dari berbagai pihak untuk menjalani kemoterapi yang dipadukan dengan pengobatan herbal di rumah.

Yayu mengaku sudah beberapa lama tidak tiduran. Dia hanya bisa duduk. ”Semoga nanti bisa kemo. Saya ingin sembuh untuk menjaga anak-anak dan bekerja lagi. Saya terpaksa duduk, karena sakit jika bergerak,” tuturnya.



Pos terkait